Harga sawit di Subulussalam naik ke Rp 1.200 / kg

Minggu, 28 Februari 2016 | 15:38 WIB Sumber: Antara
Harga sawit di Subulussalam naik ke Rp 1.200 / kg


SUBULUSSALAM. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kota Subulussalam, Aceh saat ini mengalami kenaikan dari Rp 1.150 menjadi Rp 1.200 per kilogram, sehingga mampu mendorong pendapatan petani.

Majikran Manik salah seorang agen pengumpul di Subulussalam, Minggu (28/2) mengatakan, harga sawit sejak dua pekan belakangan semakin membaik menembus angka Rp 1.200 per kilogram di tingkat petani dari harga sebelumnya Rp 1.150 per kilogram, bahkan sebelumnya pernah pada titik terendah Rp 800/Kg.

Kenaikan harga TBS, kata Majkran Manik, setidaknya membawa dampak positif bagi petani sawit, untuk dapat menikmati hasil jerih payah selama ini mengurus kebun sawit.

Uang hasil penjualan sawit bisa membantu ekonomi keluarga, mengingat harga TBS lumayan berharga saat ini.

"Jika dibandingkan sebelumnya saat harga sawit Rp 800 per kilogram, jangankan untuk mendapatkan hasil, biaya perawatan saja kurang," kata Majikran Manik yang juga petani sawit.

Saat itu, petani sawit di Kota Subulussalam sangat terpukul akibat rendahnya harga TBS kelapa sawit. Kondisi ini pun menyebabkan merosotnya pendapatan petani, yang juga berdampak pada lesunya perekonomian di Bumi Sada Kata.

Namun ketika harga TBS mulai membaik sejak pertengahan bulan Februari lalu, kondisi perekonomian masyarakat kembali bergairah dan menggeliat. Hal ini disebabkan mayoritas masyarakat Subulussalam petani sawit.

Ia berharap dalam beberapa bulan ke depan harga sawit semakin meningkat dan bisa menembus angka Rp 1.500 per kilogram di tingkat petani seperti yang pernah terjadi pada tahun sebelumnya.

"Dulu pernah mencapai Rp 1.500 per kilogram di tingkat petani, ini harga yang ideal mengingat kebutuhan pokok sekarang ini serba naik," ungkapnya.

Ia menambahkan harga TBS di tingkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rp1.400 per kilogram, sementara di petani hanya Rp 1.200 per kilogram. Terdapat selisih harga Rp 200 per kilogram yang digunakan untuk biaya bahan bakar minyak (BBM) mobil dan ongkos muat saat mengambil sawit ke kebun petani.

Budi salah seorang petani sawit di wilayah Penanggalan mengatakan harga TBS kelapa sawit saat ini lumayan berharga dibandingkan sebelumnya, namun ia tetap berharap harga sawit dapat meningkat lagi.

Hal ini disebabkan usaha kebun sawit merupakan satu-satunya menopang ekonomi keluarga. Jika TBS rendah maka dapat mengancam pendapatan petani yang selama ini bergantung dari usaha sawit. "Harapan petani supaya harga TBS bisa naik lagi," katanya menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru