Infrastruktur masalah klasik pariwisata Riau

Selasa, 14 Juni 2016 | 16:08 WIB Sumber: Antara
Infrastruktur masalah klasik pariwisata Riau


PEKANBARU. Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia (ASITA) Riau menilai, pembenahan infrastuktur seperti akses jalan buruk serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung di wilayah destinasi wisata telah menjadi masalah klasik pembangunan pariwisata di Provinsi Riau.

"Hingga kini, kami melihat belum adanya sinergitas antar instansi terkait dalam bangun pariwisata di Riau. Satuan kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau, masih suka berjalan sendiri-sendiri," ujar Ketua ASITA Riau, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Selasa (14/6).

Akibatnya, lanjut dia, berbagai destinasi yang digadang-gadang dapat mendatangkan turis mancanegara seperti potensi objek wisata gelombang Bono di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan atau bangunan Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar sulit dilalui pengujung.

Belum lagi pesona pasir putih pantai sepanjang mencapai 17 kilometer di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dengan keakraban budaya lokal yakni Melayu pesisir menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong dan terletak berhadapan langsung dengan Selat Malaka.

"Catatan kami, sebagian besar masyarakat di Riau terutama pada hari kejepit nasional, masih suka memilih berpergian ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Ada juga sebagian ke destinasi wisata di Sumatera Barat sebagai alternatif pilihan untuk berlibur," katanya.

Dede berujar, pihaknya meyakini target Kementerian Pariwisata telah menetapkan kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun ini sebesar 272 juta orang, terdiri atas 12 juta turing asing dan 260 juta wisatawan domestik, maka provinsi ini hanya dapat sebagian kecil dari kunjungan itu.

Padahal Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah meluncurkan Kalender Wisata Riau 2016 dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya akhir bulan lalu, terdapat enam festival menjadi unggulan provinsi seperti Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir digelar 20-21 Juni.

Lalu Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi dilaksanakan pada 24-28 Agustus, Tour de Siak di Kabupaten Siak digelar tanggal 21-25 September dan Gema Muharram di Kabupaten Indragiri Hilir dilaksanakan pada 1-2 Oktober.

Kemudian Festival Bekudo Bono berlangsung di Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan pada 4-6 November dan Riau Marathon di Kota Pekanbaru berlangsung pada tanggal 11 Desember.

"Peran memberi pendidikan kepada masyarakat di Riau itu, hingga kini belum terlihat. Ditambah lagi, belum sinerginya antar instasi terkait. Padahal dengan berbagai festival digelar, bisa majukan perekonomian di daerah. Sesuai tekad provinsi ini, jadikan wisata sektor andalan," ucap Dede.

Pemprov Riau hingga kini terus menggiatkan promosi potensi destinasi pariwisata sebagai salah satu strategi mendongkrak angka penerimaan daerah dari sektor tersebut yang baru mencapai 50 ribu orang turis asing tahun 2015.

"Sudah seharunya Provinsi Riau mampu meningkatkan angka kunjungan terutama wisatawan mancanegara jadi 100 ribu orang per tahun," ucap Menteri Pariwisata, Arief Yahya pada saat peluncuran Kalender Wisata Riau 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru