Ini penyebab penambahan kasus Covid-19 di Jateng jadi yang tertinggi

Jumat, 13 November 2020 | 23:44 WIB Sumber: Kompas.com
Ini penyebab penambahan kasus Covid-19 di Jateng jadi yang tertinggi

ILUSTRASI. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (25/9/2020).


COVID-19 - SEMARANG. Penambahan kasus positif Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah menjadi yang tertinggi di Indonesia pada Jumat (13/11/2020). Berdasarkan laporan harian Satgas Covid-19, Jawa Tengah tertinggi dengan penambahan kasus positif sebanyak 1362 orang, 324 sembuh, dan 32 orang meninggal dunia.

Sedangkan, DKI Jakarta berada di urutan nomor dua dengan penambahan kasus positif sebanyak 1033 orang, 977 sembuh dan 16 orang meninggal dunia. Selanjutnya disusul Jawa Barat di urutan nomor tiga dengan penambahan kasus positif sebanyak 801 orang, 380 sembuh dan tujuh orang meninggal dunia.

Sementara di seluruh Indonesia tercatat ada penambahan 5.444 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Angka tersebut merupakan penambahan paling tinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Baca Juga: Rekor! Kasus corona bertambah 5.444 dan Jateng diurutan pertama

Penambahan 5.444 orang ini merupakan hasil dari pemeriksaan spesimen sebanyak 42.333 dari 37.892 orang dalam satu hari. Dengan demikian, hingga hari ini tercatat ada 457.735 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan penambahan kasus positif Covid-19 di Jateng itu terjadi karena gencarnya tes massal. "Jumlah temuan kasus baru seiring dengan jumlah test yang kita kerjakan," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (13/11/2020).

Dalam sepekan terakhir, kata dia, tim kesehatan di kabupaten/kota telah melakukan upaya tracing dan tes massal secara masif. "Seminggu terakhir teman-teman puskesmas melakukan tracing dan tes secara masif dan terstruktur," ungkapnya.

Dia menyebut dalam sehari tim kesehatan melakukan tes uji spesimen kepada ribuan warganya hingga melebihi standar harian WHO. Dari tes uji spesimen tersebut ditemukan penambahan kasus baru sebanyak 80 persen berstatus orang tanpa gejala (OTG).

"Rata-rata per hari 9.500 test PCR atau hampir dua kali standar harian WHO. Dari kasus baru ditemukan 80 persennya OTG," ujarnya.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru