POLEMIK SAMPAH DKI -JAKARTA. Fasilitas pengolahan sampah terpadu atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter ditargetkan sudah bisa beroperasi pada tahun 2022. Fasilitas pengolahan tersebut akan memiliki kapasitas untuk mengolah sampah-sampah rumah tangga yang berasal dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berada di wilayah sekitar Sunter dengan kapasitas 2.200 ton perhari.
Pada nantinya, ITF Sunter akan dilengkapi dengan fasilitas bunker yang dapat menampung sebanyak 6.600 ton sampah. Sampah-sampah rumah tangga yang sudah ditampung selanjutnya akan diolah menggunakan insinerator untuk menghasilkan tenaga listrik sebesar 35 MW.
Baca Juga: Private placement, Terregra Asia Energy (TGRA) gandeng perusahaan asing
Saat ini, PT Jakarta Solusi Lestari (JKL) selaku operator proyek tengah menunggu proses review terhadap hasil kajian Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) oleh institusi internasional guna pengajuan dana.
“Di dalam ESIA itu ada plan-plan, rencana-rencana atau prosedur-prosedur yang digunakan untuk mitigasi, itu menjadi syarat sebelum financial close ditandatangani,” ujar Direktur Keuangan JSL, Nagwa Kamal pada Kamis (26/09).
Rencananya, pelaksanaan proyek ini memang akan mengandalkan sumber pendanaan yang berasal dari lembaga-lembaga internasional. Adapun besaran anggaran belanja modal capital expenditure (capex) yang dibutuhkan diperkirakan akan mencapai sebesar US$ 250 juta.
Sementara itu, kajian ESIA yang sedang dalam proses review sudah diselesaikan sejak Juni 2019 lalu.
Selain menunggu proses review ESIA, pelaksanaan pembangunan ITF Sunter juga masih menunggu penyelesaian perizinan lain seperti IMB jaringan transmisi dan sebagainya. Harapannya, semua perizinan tersebut akan memakan waktu hingga enam bulan.
Baca Juga: Sampai Agustus, realisasi volume overburden removal MYOH capai 61,44% dari target
Proses pengerjaan fisik ITF Sunter akan dilakukan setelah semua perizinan rampung. Pengerjaan konstruksi diperkirakan akan memakan waktu selama kurang lebih tiga tahun. Pembangunan ITF Sunter akan dilakukan di sebuah lahan seluas 3 ha yang berlokasi di Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara.
Sebagai informasi, JSL merupakan perusahaan patungan antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan Fortum, sebuah perusahaan pengolahan sampah yang berbasis di Finlandia. Adapun komposisi kepemilikan dari perusahaan ini terdiri dari 56% dimiliki Fortum dan 44% Jakpro.
Sebelumnya, Jakpro memang diberi mandat untuk menyelenggarakan pengelolaan sampah di dalam kota. Mandat ini dituangkan dalam Pergub DKI Jakarta No. 33 tahun 2018. Adapun pemilihan Fortum sebagai mitra dilakukan melalui proses tender yang berlangsung pada tahun 2018.
Ke depannya, Jakpro akan kembali membangun tiga hingga empat fasilitas pengolahan sampah atau ITF di wilayah Jakarta lainnya. Namun demikian, soal pemilihan wilayah serta teknologi yang akan digunakan memang masih belum ditentukan. “ Lokasinya di mana, belum selesai studinya saat ini,“ ujar Direktur Pengembangan Bisnis PT Jakarta Propertindo, Hanif Arie Setianto (26/09).
Baca Juga: Hingga saat ini, pembangunan PLTU Cirebon II capai 61%
Asal tahu saja, kebutuhan atas adanya fasilitas pengolahan sampah memang semakin mendesak dari waktu ke waktu. Berdasarkan data BPS Provinsi Jakarta pada tahun 2017, rata-rata produksi sampah Provinsi DKI Jakarta mencapai kurang lebih 7.824 ton perhari. Dalam kondisi yang demikian, TPST di DKI Jakarta diperkirakan akan penuh pada 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News