Izin produksi batubara Kaltim melebihi kuota

Selasa, 19 Juli 2016 | 22:49 WIB Sumber: Antara
Izin produksi batubara Kaltim melebihi kuota


SAMARINDA.  Izin produksi batubara yang dikeluarkan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur kepada perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) pada tahun 2016 melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.

Kepala Bidang Pertambangan Umum Distamben Kaltim Goenoeng Djoko Hadi mengatakan, instansinya telah menyetujui produksi batubara untuk pemegang IUP sebanyak 92 juta ton pada tahun ini. Padahal, sesuai Surat Edaran Ditjen Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Provinsi Kaltim hanya mendapatkan kuota produksi sebanyak 52,6 juta ton, dari total kuota nasional sejumlah 400 juta ton untuk seluruh pemegang IUP.

Kuota untuk Kaltim tersebut lebih rendah dari produksi batubara pemegang IUP pada 2015 yang mencapai 74 juta ton.

"Rata-rata semua perusahaan pemegang IUP sudah memiliki kontrak dengan pembeli dan permohonan produksi sesuai dengan nilai kontraknya. Kami sudah menyampaikan hal ini kepada pemerintah," kata Goenoeng di Samarinda, Selasa (19/7).

Menurutnya, jumlah perusahaan pemegang IUP yang berproduksi sudah turun drastis, dari sebelumnya mencapai 220 perusahaan, kini tinggal sekitar 90-an perusahaan.

Begitu juga dengan perusahaan tambang PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara) yang izinnya dikeluarkan pemerintah pusat, saat ini ada 19 perusahaan yang berproduksi dari sebelumnya 33 perusahaan.

"Meskipun jumlah perusahaan yang beroperasi menurun, tapi produksi batubara justru tidak turun," ungkapnya.

Data dari laman resmi Distamben Kaltim mencatat, penjualan batubara Kaltim pada 2016 diproyeksikan sekitar 170 juta ton baik dari IUP maupun PKP2B, lebih tinggi dibanding realisasi penjualan 2015 sejumlah 120,07 juta ton. Sementara pada 2014, penjualan batubara dari Kaltim mencapai angka 233,89 juta ton.

Kebijakan pengurangan pemakaian energi fosil dan emisi gas, serta anjloknya harga batu bara dan faktor global lainnya, menjadi penyebab menurunnya penjualan batubara tersebut. (Didik Kusbiantoro)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini

Terbaru