Jakarta Diposisi Ke-2 Kota Asia Pasifik dengan Pertumbuhan Data Center Tertinggi

Rabu, 30 November 2022 | 15:00 WIB   Reporter: Amalia Nur Fitri
Jakarta Diposisi Ke-2 Kota Asia Pasifik dengan Pertumbuhan Data Center Tertinggi

ILUSTRASI. Data center


INDUSTRI TEKNOLOGI - JAKARTA. Knight Frank bekerjasama dengan DC Byte, baru saja merilis Data Centre Report untuk periode Kuartal III 2022.

Laporan tersebut berfokus pada sembilan kota yang berkembang pesat di Asia Pasifik yaitu Osaka, Melbourne, Jakarta, Manila, Hanoi, Taipei, Hyderabad, New Delhi, dan Chennai.

Didorong oleh fundamental pasar yang kuat serta naiknya tren lokalisasi fasilitas data center (pusat data), total pasokan pada kota-kota tersebut meroket melebihi 300% dari 700MW menjadi 3.000MW dalam lima tahun terakhir. Pada kuartal ketiga 2022 sendiri, tercatat sejumlah 600MW kapasitas baru yang masuk di pasaran.

Dari sembilan kota tersebut, Melbourne, Jakarta, dan Osaka menduduki posisi tertinggi dengan pasokan masing-masing lebih dari 500MW.

Baca Juga: Metrodata Electronics Proyeksikan Penjualan Mencapai US$ 10 Juta pada Tahun 2022

Melbourne dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang menjadi pasar utama untuk pusat data, dengan operator lokal dan regional yang siap menambahkan pasokan baru hampir 450MW.

Jakarta sendiri memiliki hampir 400MW pasokan yang sedang dibangun, dengan beberapa penyedia layanan cloud hyperscale yang mendukung rencana pembangunan mandiri.

Osaka terus berkembang sebagai pasar pusat data alternatif untuk Tokyo, dengan kapasitas saat ini melebihi 250MW, dan lebih dari 250MW yang akan masuk dalam rencana pengembangan.

Di India, industri pusat data tumbuh didorong oleh kebijakan pemerintah, termasuk akses yang lebih mudah dalam penyediaan kredit dan insentif lainnya untuk meningkatkan nilai investasi pusat data.

Alhasil, kota-kota seperti Hyderabad, New Delhi dan Chennai mencatat pertumbuhan pasar pusat data yang signifikan, dengan total kapasitas sekitar 300MW hingga 400MW di berbagai lokasi.

Fred Fitzalan Howard, Data Centre Lead APAC, mengatakan laporan terbarunya memperkuat posisi Asia Pasifik sebagai pasar paling prospektif di industri pusat data global.

"Semakin banyak bisnis yang mempercepat proses transformasi digital mereka serta berkembangnya permintaan akan layanan cloud dan latensi yang lebih rendah telah menghasilkan penyedia cloud yang mencari kolokasi dan fasilitas self-build di kota-kota yang sebelumnya diabaikan. Seiring dengan konsistensi dari kota-kota sekunder ini dalam memantapkan diri sebagai lokasi pusat data, peluang diharapkan akan terus muncul merger, akuisisi, dan pengembangan," ujarnya berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (30/11).

Baca Juga: Agar Aman Bertransaksi di Dunia Digital, Peruri Kenalkan Layanan Digital Sekuriti

James Murphy, APAC Managing Director DC Byte, menambahkan sebelumnya kawasan Asia Pasifik didominasi oleh segelintir pasar 'Tier 1'.

"Ini tidak lagi terjadi karena tren desentralisasi telah melihat baik hyperscaler dan operator pusat data pindah ke pasar baru. Laporan terbaru menyoroti pasar baru ini yang kami perkirakan akan terus tumbuh secara paralel dengan beberapa hub yang lebih mapan di kawasan ini," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru