Kalau ada karantina wilayah, stok beras di Jakarta diramal cukup untuk dua bulan

Selasa, 31 Maret 2020 | 17:06 WIB   Reporter: Rahma Anjaeni
Kalau ada karantina wilayah, stok beras di Jakarta diramal cukup untuk dua bulan

ILUSTRASI. Konsumen memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (12/11). Isu mengenai karantina wilayah atau pembatasan akses keluar-masuk wilayah Jakarta terus bergulir. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/12/11/2018


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. Isu mengenai karantina wilayah atau pembatasan akses keluar-masuk wilayah Jakarta terus bergulir. Wacana ini kerap kali dibahas menyusul dengan kasus wabah virus corona yang semakin tinggi, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

Lalu, apabila karantina wilayah ini ditetapkan, apakah stok bahan pangan khususnya beras di wilayah DKI mencukupi?

Baca Juga: Pemerintah terima hibah ADB US$ 3 juta untuk tangani corona (Covid-19)

Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, jika asumsi karantina wilayah tanpa ada pemasukan barang, maka stok beras di DKI Jakarta tahan selama dua bulan. "Stok beras ini berasal dari Bulog, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), dan Food Station," ujar Arief kepada Kontan.co.id, Selasa (31/3).

Berdasarkan data yang diberikan, stok beras di PIBC per tanggal 30 Maret 2020 ada sebanyak 27,375 ton. Jumlah ini meningkat sedikit dari sehari sebelumnya atau tanggal 29 Maret, yaitu sebanyak 26,827 ton.

Kemudian, untuk mengantisipasi adanya fenomena panic buying di masyarakat apabila karantina wilayah dilakukan, maka pihaknya telah menyiapkan strategi khusus.

Kata Arief, pihak PD Pasar Jaya di hilir akan melakukan kerja sama dengan sejumlah mitra untuk mengantisipasi hal ini. Namun, ia tidak bisa menjelaskan detailnya lebih lanjut, dikarenakan hal ini menjadi kewenangan langsung dari PD Pasar Jaya.

Baca Juga: Jokowi tetapkan status darurat kesehatan dan pembatasan sosial skala besar

Arief juga mengungkapkan, semenjak kasus Corona di Indonesia semakin meluas, permintaan beras juga mengalami peningkatan, khususnya permintaan untuk program kemanusiaan.

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru