CLOSE [X]

Kasus Covid-19 6 Februari 2022 di Jakarta Rekor, Simak Beda Gejala Omicron & Flu

Senin, 07 Februari 2022 | 13:55 WIB Sumber: covid19.go.id,Kementerian Kesehatan RI,Kompas.com
Kasus Covid-19 6 Februari 2022 di Jakarta Rekor, Simak Beda Gejala Omicron & Flu

ILUSTRASI. Kasus Covid-19 6 Februari 2022 di Jakarta Rekor, Simak Beda Gejala Omicron & Flu


COVID-19 - Jakarta. Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia pada 6 Februari 2022 melonjak drastis. Bahkan, kasus Covid-19 di Jakarta pada 6 Februari 2022 mencapai rekor tertinggi sepanjang pandemi. Mari mengenali perbedaan gejala Covid-19 Omicron yang telah menyebar cepat dengan flu biasa.

Satgas Covid-19 pada Minggu 6 Februari 2022 mencatat tambahan 36.057 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 4.516.480 kasus Covid-19 di Indonesia per 6 Februari 2022.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 di Indonesia per 6 Februari 2022 bertambah 10.569 orang sehingga menjadi sebanyak 4.183.027 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia per 6 Februari 2022 bertambah 57 orang menjadi sebanyak 144.554 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 188.899 kasus per 6 Februari 2022, bertambah 25.431 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Dilansir dari Kompas.com, Provinsi DKI Jakarta pecah rekor kasus Covid-19 harian sepanjang pandemi pada 6 Februari 2022. DKI Jakarta menemukan 15.825 kasus Covid-19 pada 6 Februari 2022. Sebelumnya kasus tertinggi harian di DKI Jakarta adalah 14.619 kasus pada 12 juli 2021.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Baru 6 Februari 2022 Ditemukan 36.057, Waspada Angka Kematian Naik

Berikut update kasus harian dari Satgas Penaganan Covid-19 per Minggu (6/2/2022) malam:

  • Kasus penambahan infeksi harian: 36.057
  • Korban meninggal: 57
  • Pasien sembuh: 10.569

Kementerian Kesehatan meminta masyarakat waspada terhadap Covid-19 Omicron. Pasalnya, penularan Covid-19 Omicron lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

Disisi lain, gejala Covid-19 Omicron mirip dengan flu biasa. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan, jika ada gejala flu harus tes Covid-19 dan isolasi mandiri.

Dilansir dari Kompas.com, LaporCovid mengunggah perbedaan gejala varian baru virus corona, yakni Covid-19 Omicron, dengan gejala flu biasa. Pada unggahan tersebut, gejala Covid-19 Omicron dan flu biasa memang memiliki beberapa kesamaan.

Kesamaan tersebut cukup menyulitkan penderita gejala untuk mengidentifikasi apakah mereka terkena Omicron atau hanya flu biasa. Di sisi lain, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia akibat meluasnya varian Omicron tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, WHO telah mengingatkan bahwa varian Omicron memiliki tingkat penyebaran yang tinggi.

Lantas bagaimana membedakan gejala Covid-19 Omicron dengan flu biasa/musiman?

Perbedaan gejala Covid-19 Omicron dengan flu

Gejala paling umum yang ditemukan pada pasien penderita varian Omicron, di antaranya yakni:

  • Hidung tersumbat
  • Batuk
  • Demam
  • Nyeri tenggorokan
  • Tenggorokan gatal
  • Jarang terjadi anosmia
  • Jarang sesak napas

Dokter Spesialis Paru Prof Reviono mengatakan bahwa gejala Covid-19 Omicron yang membedakan dengan gejala flu biasa adalah tenggorokan gatal dan nyeri di tenggorokan. “Bedanya gejala Omicron itu ada nyeri tenggorokan dan gatal di tenggorokan. Kalau flu biasa jarang seperti itu,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/2/2022) malam.

Gejala Covid-19 Omicron, imbuhnya juga diikuti dengan hidung tersumbat, sakit kepala, pusing, dan demam. Bahkan pasien penderita Covid-19 Omicron juga mudah merasa kelelahan.

Batuk juga bisa menjadi tanda-tanda gejala Covid-19 varian Omicron. Pasalnya, gejala batuk, khususnya batuk kering juga dirasakan oleh penderita virus Corona varian sebelumnya.

Gejala batuk kering bagi penderita Covid-19 Omicron juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Melansir laman Kemenkes (27/1/2022), Budi menyebutkan bahwa gejala Covid-19 Omicron menyerupai flu biasa, yaitu batuk dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.

Uniknya, pasien penderita varian Omicron jarang mengalami anosmia atau kehilangan indera penciuman seperti yang dirasakan pasien varian Delta. Bahkan pasien penderita varian Covid-19 Omicron juga jarang merasakan sesak napas.

Namun, bagi penderita varian Omicron yang bergejala berat dan komorbid memiliki peluang sesak napas lebih besar “Komorbid itu kekebalan tubuhnya lemah sehingga tidak cuma batuk atau pilek saja. Tapi berpeluang besar terjadi sesak napas. Sebaliknya, jika kekebalan tubuhnya bagus, gejalanya ringan hampir menyerupai flu biasa,” kata Reviono.

Gejala flu biasa

Sementara itu, gejala flu biasa sedikit berbeda dengan gejala pasien penderita varian Omicron. Dilansir dari WHO, gejala flu sebagai berikut:

  • Demam
  • Batuk
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi
  • Merasa tidak enak badan
  • Sakit tenggorokan
  • Pilek

Selaras dengan pernyataan WHO, Prof Reviono juga mengatakan bahwa gejala flu meliputi hidung tersumbat, pilek atau sekresi hidung, pusing, sakit kepala, dan demam. “Gejala batuk pada flu itu jarang terjadi. Flu biasanya pilek atau sekresi hidung saja,” ungkap dia.

Cara membedakan gejala Omicron dan flu biasa

Meskipun hampir mirip, gejala Omicron dan flu biasa memiliki sedikit perbedaan. Beberapa gejala yang membedakan antara Covid-19 Omicron dengan flu di antaranya yakni:

  • Nyeri tenggorokan dan gatal.

Jika salah satu gejala yang dirasakan adalah nyeri tenggorokan dan gatal sebaiknya Anda melakukan pengecekan. Pasalnya, nyeri tenggorokan dan gatal jarang dijumpai pada gejala flu biasa. Sebaliknya, gejala ini ditemukan pada pasien terinfeksi varian Omicron.

  • Batuk kering.

Penderita flu jarang bergejala batuk. Sementara pada penderita virus corona varian sebelumnya, batuk kering menjadi salah satu indikasinya. Kehilangan indera penciuman dan sesak napas atau napas pendek. Meskipun kedua gejala ini jarang ditemui pada pasien Omicron, namun jika Anda merasakannya besar kemungkinan Anda terinfeksi virus Covid-19 varian sebelumnya.

Penanganan pertama kepada pasien yang bergejala Covid-19 Omicron

Bagi pasien penderita varian Omicron yang bergejala ringan, Budi Gunadi melalui laman Kemenkes menyarankan untuk tidak panik dan segera melalukan isoman di rumah. Selama isoman di rumah, pasien penderita varian Omicron bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya dengan mengonsumsi vitamin dan minum obat jika bergejala ringan. ''Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,'' ucap Budi Gunadi, Kamis,(3/2/2022).

Bagi pasien yang melakukan isoman bisa mengakses obat-obatan dan vitamin secara gratis melalui telemedisin yang disediakan Kemenkes. Hal serupa juga disampaikan oleh Prof Reviono. Dokter spesialis paru tersebut menyarankan agar penderika bergejala ringan sebaiknya segera melakukan isolasi mandiri di rumah, "Sebaliknya, bagi pasien bergejala berat sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit dan tidak disarankan melakukan tes PCR mandiri," katanya lagi.

Pencegahan Covid-19 Omicron

Untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron, masyarakat diimbau mematuhi protokol kesehatan dengan selalu mengenakan masker dan menghindari kerumunan. Pasalnya, meskipun tingkat keparahannya rendah, Covid-19 varian Omicron memiliki risiko penularan yang tinggi.

Pemerintah sendiri telah menyusun strategi untuk menghadapi gelombang Covid-19 Omicron. Strategi tersebut adalah memprioritaskan kapasitas tempat tidur rumah sakit untuk lansia penderita Omicron berkomorbid. ''Yang perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbidnya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,'' kata Menkes Budi.

Itulah perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dan Jakarta pada 6 Februari 2022 beserta cara membedakan gejala Covid-19 Omicron dengan flu biasa. Mari tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto
Terbaru