Kasus DBD Kian Meningkat, Begini Strategi Dinkes Kota Depok Tekan DBD

Minggu, 12 Mei 2024 | 23:56 WIB   Reporter: Arif Ferdianto
Kasus DBD Kian Meningkat, Begini Strategi Dinkes Kota Depok Tekan DBD

ILUSTRASI. Ucapan Hari Demam Berdarah Nasional 2024.


KESEHATAN – JAKARTA. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mencatat adanya lonjakan kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) mulai Januari hingga April 2024. Untuk itu, Dinkes Kota Depok terus berupaya untuk menekan kasus DBD.

Sekretaris Dinkes Kota Depok Yuliandi mengatakan, peningkatan risiko penularan DBD dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan perubahan iklim menuju fenomena La Nina yang diperkirakan muncul di bulan September.

Baca Juga: Kasus DBD Kian Meningkat, Komisi IX: Jangan Anggap Sebagai Siklus Tahunan

“Kemungkinan kenaikan kasus ini masih terjadi sampai pancaroba selesai yaitu di pertengahan tahun 2024,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (12/5).

Yuliandi menyebutkan, kasus DBD di Kota Depok terus mengalami kenaikan sejak awal tahun 2024, di mana pada Januari terjadi 202 kasus, Februari 328 kasus, Maret 723 kasus dan April 738 kasus.

Untuk itu, lanjut Yuliandi, pihaknya telah merancang strategi demi menekan lonjakan kasus DBD di tahun 2024. Pertama, menerbitkan surat edara (SE) Walikota Depok tentang kesiapsiagaan DBD yang ditujukan kepada seluruh Perangkat Daerah, Camat, Lurah, Masyarakat hingga fasilitas kesehatan (Faskes).

“Kedua, segera melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk kasus positif DBD dan menindaklanjuti sesuai hasil PE,” sebutnya.

Baca Juga: Melonjak Tiga Kali Lipat, Ada 641 Kematian Akibat DBD pada Awal 2024

Ketiga, memasifkan kembali informasi untuk kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3 M plus dan secara rutin memantau adanya jentik di setiap rumah melalui program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

“Keempat, menghimbau faskes untuk tatalaksana DBD sesuai standar dan menguatkan sistem rujukan. Kelima, penyediaan logistik larvasida dan insektisida vektor nyamuk Aedes Aegypti,” tandasnya.

Lebih lanjut, Yuliandi menambahkan, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian DBD, di antaranya mengadakan webinar dan podcast DBD.

Berikutnya, pembuatan media edukasi digital baik itu flyer, tiktok, video yang disebarluaskan melalui media sosial milik pemerintah dan faskes.

Baca Juga: Bukan Hanya di Indonesia, Kasus DBD di Dunia Pun Tengah Melonjak

“Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan lintas sektor (linsek) saat pertemuan lokakarya mini di tingkat kelurahan serta saat penyelidikan epidemiologi kepada masyarakat langsung,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru