PETERNAKAN - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengkalim antraks di Kabupaten Gunungkidul berhasil ditangani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan telah melakukan berbagai upaya pengendalian penanganan secara terukur.
Pengendalian antraks tersebut dilakukan melalui tiga agenda, yaitu agenda darurat, agenda temporer serta agenda permanen yang dituangkan dalam bentuk investigasi dan penelusuran kasus, pemeriksaan sampel, menghentikan lalu lintas keluar dan masuk di lokasi tertular.
Selain itu juga dilakukan penyuntikan antibiotik, melakukan dekontaminasi dengan disinfektan pada lokasi penyembelihan dan penguburan ternak serta penyemenan tempat penguburan ternak terinfeksi antraks.
Baca Juga: Antraks: Ini Bagian Tubuh yang Diserang dan Tanda Antraks Pada Manusia
"Namun, spora antraks mampu bertahan 40 tahun sampai 50 tahun. Oleh karena itu kesadaran masyarakat utamanya peternak terhadap antraks harus terus ditingkatkan. Pasalnya populasi ternak di Gunungkidul cukup besar," jelas Mentan dalam keterangannya, Sabtu (15/7).
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan bahwa peternakan merupakan subsektor yang cukup besar berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Gunungkidul.
"Populasi sapi di sini mencapai 153.000, belum kambing, hampir 200.000, dan domba 12.000 lebih. Oleh karena itu kami mengharapkan ke depan di Gunungkidul bisa ada Rumah Potong Hewan (RPH) sebagai support system peternak di sini," ujarnya.
Menurut Sunaryanta, faktor optimisme, sikap dan respon masyarakat yang terkendali menjadi kekuatan yang membuat wabah antraks terkendali.
"Kalau masyarakat panik, itu kekalahan kita, setengah kekalahan kita itu karena panik, karena takut, kekhawatiran yang berlebihan tapi optimisme lah yang membangun kekuatan sehingga sampai saat ini antraks terkendali," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News