Peristiwa

Kementan Pantau Program Pompanisasi di Bogor untuk Tingkatkan Produktivitas

Senin, 26 Agustus 2024 | 21:26 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Kementan Pantau Program Pompanisasi di Bogor untuk Tingkatkan Produktivitas

Sebagian besar lahan ditanami padi Inpari 32 seluas 40 hektar, sementara 5000 meter persegi lainnya ditanami padi varietas Inpari M70. Selain itu, lahan yang tersisa digunakan untuk menanam kacang-kacangan sebagai bagian dari diversifikasi tanaman.


PERTANIAN -  JAKARTA. Program pompanisasi yang didukung Kementerian Pertanian di Desa Kutamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian. 

Kelompok Tani (Poktan) Saluyu 1 yang dipimpin oleh Saepudin memaksimalkan penggunaan pompa air untuk meningkatkan hasil panen.

Menteri Pertanian  Andi Amran Sulaiman, mengingatkan pentingnya ketahanan pangan di tengah krisis global yang melanda sekitar 60 negara dan mempengaruhi 900 juta penduduk dunia. 

"Jangan sampai krisis pangan ini menyentuh republik yang kita cintai," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Kementan, Senin (26/8).

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Kementan Usul Tambahan Anggaran Rp 68 Triliun di 2025

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan, Idha Widi Arsanti, menekankan peran penting petani dan penyuluh dalam meningkatkan produksi padi nasional melalui Program Perluasan Areal Tanam (PAT). 

Di Kabupaten Bogor, Poktan Saluyu 1 berhasil menanam padi varietas unggul di lahan seluas 40,5 hektar dari total 43 hektar yang dimiliki.

Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto, menyatakan bahwa kesuksesan Poktan Saluyu 1 membuktikan efektivitas program pemerintah. 

"Dengan dukungan yang tepat, petani mampu meningkatkan produksi dan kesejahteraan mereka," ujarnya.

Baca Juga: Pasok Kebutuhan Pangan IKN, Kementan Bakal Cetak 500 Ribu Ha Lahan Rawa di Kalteng

Saepudin, Ketua Poktan Saluyu 1, menjelaskan bahwa program pompanisasi menggunakan 15 pompa air yang terdiri dari 11 pompa berbahan bakar gas (BBG) dan empat pompa berbahan bakar minyak (BBM). Setiap pompa dioperasikan dua kali dalam dua hari, mampu mengairi hingga enam hektar lahan.

Yoyon menambahkan bahwa program ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, didukung oleh subsidi dan pelatihan yang membantu petani mengoperasikan teknologi pompa dengan lebih efisien.

Selanjutnya: Rupiah Ditutup Menguat Senin (26/8), Bisakah Penguatannya Bertahan Semester II

Menarik Dibaca: Anak Terlambat Berbicara? Ini 6 Cara Mengatasi Speech Delay pada Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru