INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung konektivitas Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar sebagai wilayah pendukung yang terus berkembang dari sisi jumlah penduduk maupun aktivitas perekonomiannya.
Dukungan tersebut salah satunya dilakukan melalui pembangunan 3 duplikasi jembatan yang masing-masing berada di ruas jalan nasional Kota Pekanbaru dengan Kota Bangkinang sebagai Ibu Kota Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Konstruksi ketiga duplikasi jembatan telah selesai 100% dan sudah dalam tahap diserahterimakan sementara/Provisional Hand Over (PHO) pada Maret 2021 yakni Jembatan Sei Poro, Jembatan Sei Bakan, dan Jembatan Sei Belanti. Pembangunan jembatan dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Riau, Ditjen Bina Marga sejak tanggal kontrak 23 Januari 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp 25 miliar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai “backbone” dalam pengembangan konektivitas antar wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia. "Konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," kata Menteri Basuki.
Baca Juga: Alokasikan anggaran Rp 1,48 triliun, Kementerian PUPR mulai bangun Bendungan Ameroro
Kehadiran duplikasi jembatan tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat karena akan mengurangi kemacetan akibat tingginya volume lalu lintas harian sekaligus akses angkutan logistik dari dan menuju Provinsi Riau dengan Sumatera Barat (Sumbar). Masing-masing konstruksi duplikasi jembatan berada di samping jembatan eksisting untuk mengurangi beban lalu lintas jembatan lama yang tetap difungsikan dua lajur, sehingga total terdapat empat lajur dengan jembatan lama.
Pembangunan duplikasi jembatan dilaksanakan oleh kontraktor lokal PT Bangun Mitra Abadi dengan masing-masing memiliki panjang berbeda yakni Jembatan Sei Poro sepanjang 30 meter, Sei Bakan sepanjang 35.8 meter, dan Sei Belanti sepanjang 25 meter, sementara untuk lebar jembatan sama 7,6 meter.
Salah satu pengguna jalan, Agus Wahono, warga Kampar, mengatakan kehadiran jembatan duplikasi dapat mengurai kepadatan arus lalu lintas menuju kawasan pariwisata di Kabupaten Kampar yang kerap terjadi saat akhir pekan atau libur panjang.
"Dulu biasanya macet saat liburan, banyak kendaraan dari Pekanbaru liburan ke Kampar menuju wisata Candi Muara Takus, terus ada Ulu Kasok terkenal dengan sebutan Raja Ampat Riau. Sekarang adanya jembatan jadi lebih lancar, karena jalan sudah lebar, jembatan juga lebar, kendaraan bisa terbagi," kata Agus Wahono.
Selanjutnya: Kementerian ATR dan Kementerian PUPR percepat rekonstruksi di Sulawesi Tengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News