Kerusuhan terjadi di Tulangbawang

Senin, 03 Oktober 2016 | 09:41 WIB Sumber: Kompas.com
Kerusuhan terjadi di Tulangbawang


JAKARTA. Kerusuhan kembali terjadi di Kabupaten Tulangbawang, Lampung, Minggu (2/10). Warga menutup jalan dengan cara memalangkan dua truk Fuso di tengah jalan. Polisi pun menembakkan gas air mata.

"Kemarin ada kerusuhan di Lampung. Belum ada yang mendampingi rakyat, tapi katanya ada Komnas HAM on the way ke lokasi," sebut Wakil Bupati Tulangbawang Heri Wardoyo kepada Kompas.com, Senin (3/10) dini hari.

Kerusuhan itu merupakan buntut dari amuk massa pada Sabtu (1/10), yang membuat belasan sepeda motor rusak dan terbakar di areal perkebunan PT Bangun Nusa Indah Lampung (BNIL).                    

"Brimob membubarkan rakyat korban BNIL dan tenda-tendanya. Massa kemudian memblokade jalan raya. Polisi mengeluarkan tembakan," kata  dia.                         

Menurut Heri, selain dari kepolisian, pembubaran itu dibantu oleh 10 truk anggota TNI.

"Sejak tiga minggu lalu mereka (warga) mendirikan kemah di sana. Komnas HAM sudah dua kali berkunjung. Tim dari Mabes Polri. Kapolda sudah empat kali turun, hari ini yang keempat," ucapnya.  

Dia menyayangkan perisitwa tersebut karena sudah ada rencana pembentukan Satgas BNIL.

"Percuma ide pembentukan Satgas BNIL oleh Polda. Pemkab harus segera mengeluarkan rekomendasi penyelesaian ditujukan ke gubernur dan Forkopimda provinsi dan kabupaten," sebutnya.                        

Sebelumnya, seperti dikutip dari Antara, aksi amuk massa terjadi mulai Sabtu pagi, ribuan orang mengatasnamakan Himpunan Tani Korban Penggusuran BNIL (HTKPB) merusak pos pengamanan swakarsa PT BNIL.

Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor (Polres) Tulangbawang AKP Ladi menyebutkan, ratusan polisi dikirim ke tempat kejadian perkara untuk mengantisipasi kemungkinan bentrok susulan maupun bentrok fisik antara masyarakat dengan petugas pengamanan swakarsa PT BNIL.

Massa yang tersulut emosi membakar sedikitnya 56 sepeda motor milik pengamanan swakarsa, puluhan tenda, dan satu traktor milik PT BNIL. Setelah itu, mereka membubarkan diri. (Erlangga Djumena)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru