PURWOKERTO. Korban meninggal dunia akibat demam berdarah (DBD) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bertambah satu orang sehingga jumlah korban meninggal dunia telah mencapai delapan orang, kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
"Korban meninggal dunia merupakan warga Karanglewas yang selama ini dirawat di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/2).
Terkait hal itu, dia meminta warga Kabupaten Banyumas untuk terus melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai solusi efektif untuk mencegah DBD yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegepty.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menyiapkan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk penanganan DBD pasca penetapan status kejadian luar biasa (KLB).
"Sebelumnya, kami memang menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar namun setelah dihitung secara teliti, anggaran yang kami siapkan menjadi Rp 2 miliar," jelasnya.
Menurut dia, anggaran tersebut akan digunakan untuk membayar biaya perawatan pasien DBD di rumah sakit, pengasapan, dan kegiatan lainnya.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa Pemkab Banyumas hanya menanggung biaya perawatan penderita DBD di rumah sakit sejak penetapan status KLB pada tanggal 15 Februari 2016 hingga berakhirnya status KLB DBD tersebut.
"Biaya perawatan yang ditanggung Pemkab Banyumas hanya untuk kelas tiga di rumah sakit pemerintah," katanya.
Selain delapan korban meninggal dunia, kata dia, hingga saat ini sudah tercatat sebanyak 72 warga Banyumas yang menderita DBD dan dirawat di rumah sakit pemerintah maupun swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News