BATAM - BATAM. Pesatnya laju pertumbuhan penduduk Kota Batam menjadi salah satu momok yang dihadapi Pemprov Kepulauan Riau. Bagaimana tidak, masyarakat ibu kota provinsi tersebut terancam kekeringan lantaran kebutuhan sumber air baku di atas pasokan yang ada.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), jumlah penduduk Kota Batam pada 2016 lalu mencapai 1,2 juta jiwa. Angka tersebut meningkat pesat bila dibandingkan tahun 2010 yang hanya 944.000 jiwa.
Sementara, kebutuhan air baku saat ini mencapai 3.250 liter per detik. Tujuh waduk dan satu embung yang ada, baru mampu memasok sekitar 2.800 liter. Adapun angka kebutuhan air baku diprediksi meningkat hingga 4.500 liter per detik pada 2020 mendatang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, salah satu kendala dalam memenuhi kebutuhan air baku masyarakat yaitu keterbatasan jumlah sungai yang ada. "Tidak semua Pulau Batam punya potensi ini. Kalau kebutuhan Batam tidak kita siapkan tampungan-tampungan air ini, tahun 2020 Batam bisa kekurangan air dan terancam kering," kata Basuki saat meninjau proyek Bendungan Sei Gong di Desa Sijantung, Kecamatan Galang, Batam, Jumat (2/3).
Bendungan Sei Gong hanya mampu menambah pasokan air baku sebanyak 400 liter per detik. Artinya, pemerintah harus menyiapkan lebih banyak tampungan air lain guna mengatasi persoalan ini. Salah satu wacana yang dimunculkan yaitu membangun bendungan baru di Pulau Bintan.
Di samping untuk memenuhi pasokan air baku masyarakat Kota Batam, keberadaan bendungan itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat Pulau Bintan. "Bayangkan, di Pulau Bintan pun masih kita kejar untuk reservoir. Pasti ini akan berkembang. (Terlebih) nanti kami bangun jembatan-jembatan ke Bintan," imbuh Basuki. (Dani Prabowo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 2020, Kota Batam Terancam Kekeringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News