Kota Pekalongan catatkan nilai ekspor US$ 19,6 juta selama 2018

Kamis, 17 Januari 2019 | 20:50 WIB   Reporter: Lita Febriani
Kota Pekalongan catatkan nilai ekspor US$ 19,6 juta selama 2018


EKSPOR - PEKALONGAN. Nilai ekspor dari Kota Pekalongan sepanjang tahun 2018 tercatat US$ 19,6 juta. Capaian tersebut melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya yakni US$ 18 juta. Dikutip dari pekalongankota.go.id nilai ekspor tersebut berasal dari laporan 19 perusahaan di Kota Pekalongan.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop-UKM) Sri Haryati mengatakan para pengusaha melaporkan lewat sistem e-SKA, telepon, maupun yang didatangi langsung.

“Datanya dari e-SKA, lewat telepon maupun kami mendatangi langsung ke perusahaannya. Di tahun 2018, nilai ekspor telah melampaui target yang telah ditetapkan RPJMD Kota Pekalongan yaitu sebesar 19,6 jt USD,” kata Haryati dikutip dari website pekalongan.go.id, Kamis (17/1).

Barang komoditi yang paling banyak di ekspor diantaranya sarung batik, kain batik, berbagai jenis ikan, dan sarang burung walet. Negara tujuan ekspor antara lain ke Malaysia, Thailand dan Singapore. Sarang burung walet biasanya di ekspor ke Hongkong dan China. Sedangkan kain batik ke Australia, Saudi Arabia, India, Iran, Taiwan, dan Nigeria.

Haryati berharap tahun 2019 semakin banyak perusahaan yang melaporkan nilai ekspornya. Pencapaian hasil ekspor juga tak lepas dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui pendidikan dan pelatihan tentang tata cara mengekspor produk barang untuk merambah ke pasar Internasional.

Dindagkop-UKM akan terus berusaha meningkatkan nilai ekspor Kota Pekalongan setiap tahunnya dengan memberlakukan hasil pelaporan ekspor yang diminta sejak awal tahun ke perusahaan. Harapannya tidak hanya komoditi batik dan ikan saja yang diekspor ke mancanegara. Dindagkop-UKM berupaya agar produk makanan khas Kota Pekalongan yakni megono dapat menyusul.

“Terkait megono yang dikalengkan kemarin sudah ada kajian analisisnya, tapi kita belum tau hasilnya. Kita diundang ke Bappeda dengan Dinas Kesehatan katanya mau di pack agar tahan lebih dari sehari,” ungkap Haryati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru