Menekan Tingkat Stunting Lewat Urban Farming

Selasa, 22 April 2025 | 05:00 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
Menekan Tingkat Stunting Lewat Urban Farming

ILUSTRASI. Aang, Anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Tumur menggarap lahan Pertanian Kota atau Urban Farming tanaman pangan di bantaran Kalimalang, Jakarta, Rabu (24/7/2024).


STUNTING - JAKARTA. Perempuan terbukti memegang peran sentral dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia. Salah satunya melalui gerakan urban farming yang meningkatkan konsumsi makanan bergizi di keluarga.

Fakta ini mencuat dalam seminar bertema “Peran Perempuan dalam Peningkatan Konsumsi Sayuran di Keluarga untuk Menurunkan Angka Stunting Indonesia” yang digelar Pemprov DKI Jakarta, bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April 2025.

Lebih dari 100 perwakilan kelompok perempuan dari Jakarta hadir langsung, sementara sekitar 1.000 lainnya dari berbagai daerah mengikuti secara daring. Kegiatan ini juga melibatkan kader posyandu, penggiat urban farming, serta pihak dari sektor kesehatan dan pertanian.

Plt. Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, menegaskan bahwa perempuan mampu menjadi motor penggerak ketahanan pangan keluarga lewat urban farming. “Tak hanya memenuhi kebutuhan pangan sendiri, perempuan juga berkontribusi meningkatkan asupan gizi seimbang, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak,” ujar Lin dalam keterangannya, Senin (21/4).

Baca Juga: PNM Dorong Ketahanan Pangan Lewat Urban Farming Lorong Mekaar

Urban farming menjadi solusi praktis di tengah keterbatasan lahan perkotaan. Dengan teknologi budidaya sederhana dan benih unggul, perempuan bisa menyediakan sayuran segar langsung dari pekarangan.

Linda Alizah Kusmanto, Plt. Ketua TP PKK Jakarta Timur, menambahkan bahwa akses terhadap makanan sehat meningkat di lingkungan yang aktif mengembangkan urban farming. “Jika gerakan ini dilakukan secara masif dan berkelanjutan, kami yakin bisa mempercepat penurunan angka stunting,” katanya.

Angka stunting nasional memang terus menurun — dari 30,8% (2018) menjadi 21,5% (2023), dengan target mencapai 18% pada 2025. Kontribusi urban farming yang digerakkan perempuan dinilai strategis dalam mencapai target ini.

Sutinah, penggiat urban farming sejak lebih dari satu dekade, menyebut pemanfaatan lahan kosong oleh kelompok perempuan sangat efektif mendukung ketahanan gizi. "Kunci keberhasilannya menggunakan benih unggul dan ikuti panduan budidaya dari para ahli,” jelasnya.

Ia pun menyebut beberapa tanaman yang sukses dibudidayakan, seperti bayam, kangkung, caisim, cabai, terung, hingga labu madu, semuanya dari benih unggul Cap Panah Merah.

Ahli Ketahanan Pangan dari Dinas Pertanian DKI Jakarta, Masyita Taqwa, menilai urban farming mendukung penerapan program B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman). “Sayur dan buah yang dibudidayakan sangat kaya zat gizi yang dibutuhkan tubuh,” ujarnya.

Baca Juga: EWINDO Perkuat Riset dan Inovasi Hadapi Tantangan Industri Hortikultura

PT East West Seed Indonesia (Ewindo), penyedia benih sayuran Cap Panah Merah, juga berperan aktif melalui program CSR. Managing Director Ewindo, Glenn Pardede, menyebut pihaknya telah bekerja sama dengan TP PKK dan memanfaatkan lahan-lahan publik seperti RPTRA untuk mengembangkan urban farming.

Sepanjang 2024, Ewindo telah menggelar 45 kegiatan di berbagai kota — Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, hingga Surabaya, melibatkan 453 kelompok, dengan 85% anggotanya perempuan. Ratusan petugas lapangan mereka juga turun langsung memberi edukasi dan pendampingan teknis dari awal tanam hingga panen.

“Kami ingin Hari Kartini tak sekadar simbol emansipasi, tapi juga momentum pemberdayaan perempuan dalam menjaga gizi keluarga dan masa depan generasi,” tutup Glenn.

Selanjutnya: Terbaru! Berikut Gift Code Ojol The Game 22 April 2025 dari Codexplore

Menarik Dibaca: Terbaru! Berikut Gift Code Ojol The Game 22 April 2025 dari Codexplore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk
Terbaru