MATARAM. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengajukan penambahan alokasi elpiji ukuran 3 kilogram (kg) kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengatasi kelangkaan pasokan elpiji di provinsi itu.
"Total kuota tambahan elpiji 3 kg yang kami ajukan sebanyak 61.538 matrik ton. Tetapi apakah nanti bisa bertambah atau tidak, kami tunggu perkembangan," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB Muh Husni di Mataram, Selasa (13/1).
Menurut dia, usul penambahan alokasi elpiji ukuran 3 kg tersebut dilakukan guna mengatasi kelangkaan pasokan elpiji yang saat ini terjadi.
"Sebenarnya kelangkaan ini terjadi karena masih memakai kuota lama. Alhasil karena belum ada penambahan kuota baru menyebabkan pasokan elpiji 3 kg di daerah ini menjadi berkurang," jelasnya.
Sementara itu, jika merujuk data tahun 2013, jumlah elpiji bersubsidi yang dikirim Pertamina untuk NTB cukup banyak atau lebih besar dari kuota elpiji tahun 2014 sebanyak 51.372 metrik ton.
Namun demikian, karena pasokan elpiji 3 Kg habis, akhirnya pemerintah mau tidak mau mengusulkan usulan penambahan kuota elpiji 3 kg ke pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PT Pertamina.
Ia berharap jika tidak ada hambatan pemerintah pusat akan memberikan jawaban terkait usulan penambahan alokasi elpiji ukuran 3 kilogram paling lambat Februari 2015.
Sementara itu, kelangkaan elpiji ukuran 3 kg di Kota Mataram sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Harga di tingkat pengecer juga mencapai Rp 23.000 per tabung. Padahal jika harga normal satu tabung elpiji ukuran 3 kg Rp 17-18 ribu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News