BOGOR. Penggeseran pagar Istana Kepresidenan Bogor hingga saat ini masih gagal dilakukan. Alasannya, karena Presiden Joko Widodo meminta agar dalam melakukan penataan harus memperhatikan nilai sejarahnya.
"Dalam pertemuan dengan Pak Presiden tidak membicarakan soal penggeseran pagar istana. Karena beliau (Jokowi) menitikberatkan bahwa penataan harus menjaga heritage dan nilai sejarahnya," ucap Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, Kamis (19/02/2015).
Bima mengaku, pertemuannya dengan Jokowi di Istana Bogor kemarin membahas berbagai hal. Pembahasan itu mulai dari penataan transportasi dan kesiapan berbagai sarana dan prasarana untuk melakukan penataan kota.
"Pak Jokowi sangat peduli dengan Kota Bogor sebagai kota pusaka. Kepada Presiden, saya sampaikan beberapa hal yang perlu diselesaikan, seperti kemacetan, pengadaan bus transpakuan, perbaikan pedestrian, dan revitalisasi pasar. Itu semua dicatat oleh presiden dan akan dikoordinasikan dengan pemerintah pusat," kata Bima.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Bogor berencana akan menggeser pagar Istana Bogor sebagai langkah untuk mengurangi kemacetan. Bima juga berencana untuk melebarkan pedestrian yang berada di sekeliling Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor agar banyak warga yang memilih berjalan kaki dan menggunakan sepeda.
Memang, sebelum bertemu dengan Presiden, orang nomor satu di kota Bogor itu telah lebih dulu bertemu dengan para tokoh budaya Kota Bogor untuk membahas masalah rencana penggeseran pagar Istana. Anggarannya pun sudah disetujui oleh DPRD Kota Bogor sebesar Rp. 6,7 miliar.
Namun saat disampaikan ke Presiden, rencana itu tidak disetujui. Alasan Jokowi, karena dirinya tidak ingin menghilangkan nilai sejarah. (Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News