Pandemi turunkan ekspor dari Indonesia timur ke China

Minggu, 03 Mei 2020 | 05:41 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Pandemi turunkan ekspor dari Indonesia timur ke China

ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menurunkan peralatan bongkar muat atau Container Crane (CC) milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV dari Kapal Dongbang Giant No 2 berbendera Korea Selatan di Pelabuhan Ambon, Maluku, Senin (17/9). PT Pelindo IV melakukan investasi mela


EKSPOR - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mencatat pandemi virus corona menyebabkan ekspor sejumlah komoditas andalan dari Indonesia timur berkurang. Covid-19 yang sudah melanda China sejak akhir Desember 2019 menyebabkan permintaan komoditas tersebut turun drastis.

Direktur Utama PT Pelindo IV, Prasetyadi menjelaskan, penurunan kegiatan ekspor terutama untuk komoditas rumput laut, beras dan jagung. “Yang tertekan adalah ekspor ke China yaitu sekitar 60% hingga 70%, termasuk impor dari negara tersebut. Menyusul beberapa negara di Asia Timur seperti Jepang dan Korea,” jelas Prasetyadi dalam keterangan tertulis, Kamis (30/4).

Namun hal tersebut secara keseluruhan tidak terlalu memengaruhi trafik di triwulan 1 tahun ini. Dari data yang ada, total direct export di wilayah Pelindo IV pada triwulan 1 masih bertengger diangka 3.672 TEUs.

Secara nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 mencapai US$ 41,79 miliar atau meningkat 2,91% dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$ 39,49 miliar atau meningkat 6,39%.

Prasetyadi juga menegaskan, seluruh pelabuhan yang dikelola Pelindo IV tetap beroperasi normal di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah kota di Indonesia timur. Kegiatan operasional di Pelabuhan Makassar, Bitung, Ambon dan pelabuhan kelolaan lainnya masih tetap dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Tentunya tetap menyesuaikan dengan protokol atau Standar Operasional Prosedur (SOP) di masa tanggap darurat pandemi Covid-19 yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Kebutuhan logistik masyarakat tetap berjalan normal, masyarakat yang ingin kirim barang tidak perlu khawatir," jelas Prasetyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru