GEMPA - MATARAM. Jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga saat ini masih ditutup untuk wisatawan pasca-gempa beberapa waktu lalu. Hal tersebut dijelaskan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiono.
Ia masih belum bisa memastikan kapan jalur pendakian gunung Rinjani dibuka kembali. "Kami belum bisa pastikan. Kami ingin secepatnya karena masyarakat di Lombok Utara menginginkan. Tapi kita masih menunggu tenaga teknis," terang Sudiono saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (12/4).
Tenaga teknis tersebut adalah tenaga teknis dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang akan melakukan survei ulang jalur pendakian Rinjani bersama tim BTNGR. Survei ulang ini dilakukan untuk memastikan keamanan jalur pendakian Gunung Rinjani pasca-gempa Lombok.
Sudiono mengatakan, sebelumnya pihak BTNGR telah menurunkan tim untuk melakukan survei di jalur pendakian Sembalun dan Senaru. Dari empat jalur pendakian yang rencananya akan dibuka adalah jalur Sembalun, Senaru, Timbanuh dan Aiq Berik. Hanya jalur Sembalun yang sudah memiliki peta kerawanan gempa.
Peta kerawanan gempa ini dilihat berdasarkan struktur tanah, struktur batuan di bawahnya, termasuk kelerengan (kemiringan lahan). Dari sana diketahui wilayah mana saja yang rawan longsor atau aman untuk dilalui pendaki.
Selain peta rawan gempa, hal penting lainnya yang perlu dipersiapkan untuk membuka kembali jalur pendakian Gunung Rinjani adalah pemasangan rambu-rambu yang ditujukan untuk para pendaki.
"Ini perlu sekali karena wilayah kita wilayah Lombok adalah wilayah gempa. Ini menyangkut keselamatan pengunjung. Saya kira ini juga prioritas," tegas Sudiono.
Sehingga jika ada wisatawan terpaksa lewat jalur yang rawan itu, mereka tidak boleh berhenti terlalu lama ataupun mendirikan tenda di lokasi rawan longsor. Sudiono mengatakan, untuk kenyamanan para pengunjung, peta kerawanan gempa dan rambu-rambu harus jelas.
Namun hingga saat ini, pemeliharaan jalur pendakian dan pemasangan rambu-rambu belum selesai dilakukan. "Dua-duanya (Sembalun dan Senaru) belum dilakukan pemeliharaan jalur. Artinya rambu-rambu belum ada. Baru sebagian sudah diperbaiki untuk Senaru, tapi peta kerawanan gempa belum ada," kata Sudiono.
Selain masih menunggu tenaga teknis dari PVMBG, faktor cuaca dengan curah hujan yang masih cukup tinggi di wilayah NTB, menjadi pertimbangan belum dibukanya jalur pendakian Gunung Rinjani. (Karnia Septia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasca-gempa, Jalur Pendakian Rinjani Ditutup Sampai Waktu yang Belum Ditentukan"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News