Peluang peternakan di Kaltim terbuka lebar

Kamis, 06 Oktober 2016 | 17:49 WIB Sumber: Antara
Peluang peternakan di Kaltim terbuka lebar


SAMARINDA. Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur, Rusmadi menyatakan peluang usaha sektor peternakan masih terbuka lebar. Di daerah itu, kebutuhan daging dan hewan ternak masih didatangkan dari luar daerah.

"Saya ambil contoh, untuk kebutuhan sapi saja per tahun mencapai 58.000. Dari jumlah itu, baru sekitar 15.000 ekor yang sanggup dipenuhi peternak Kaltim," ujar Rusmadi dalam Rembuk Peternak Kaltim yang digelar di Kelurahan Mugirejo, Sungai Pinang, Samarinda, Kamis (6/10).

Berarti, selebihnya yang mencapai 43.000 ekor per tahun harus didatangkan dari luar daerah seperti dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, maupun dari Jawa Timur.

Kondisi ini, lanjutnya, tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Kaltim untuk terus memacu berkembangnya usaha peternakan, karena pasar atau kebutuhannya sudah jelas, sehingga ketika sapi dari peternak lokal siap, tentu pembelinya sudah ada.

"Ini saya baru bicara tentang sapi, belum saya cerita detil mengenai kekurangan kambing, kemudian kekurangan bebek yang masih didatangkan dari Kalsel, belum bicara ayam dan telur. Jadi, peluang usaha ternak kita memang masih luas," tegasnya.

Menurutnya, cara berpikir peternak rakyat yang masih sederhana harus diubah, peternak harus berorientasi bisnis dalam mengembangkan usahanya sehingga tidak mudah puas setelah berhasil memelihara beberapa ekor ternak yang mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga.

Untuk itu, peternak harus memiliki ambisi menjadikan peternakannya bisa dijual sampai ke luar daerah, apalagi ke luar negeri, sehingga muncul kekuatan dari dalam diri sebagai motivasi meningkatkan populasi ternaknya.

Rusmadi melanjutkan, Pemprov Kaltim sejak 2009 sudah serius mengembangkan pertanian dalam arti luas, termasuk sektor peternakan yang memang prospeknya masih terbuka.

Sektor ini menjadi salah satu yang diseriusi Kaltim karena sudah tidak mungkin mengandalkan sektor migas dan batu bara, mengingat sumber daya alam dari tambang tersebut pasti akan habis dan sekarang sudah dirasakan dampaknya.

"Bicara soal peternakan harus bicara untung dan rugi. Tentu ini sangat menarik karena rata-rata peternak Kaltim lebih banyak untung ketimbang rugi. Dari kotoran dan urine sapi saja peternak sudah untung, apalagi kalau sapinya terjual, tentu untungnya lebih besar," ujar Rusmadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia
Terbaru