Pemda terus mendorong pertumbuhan hotel di Wakatobi

Selasa, 27 Agustus 2019 | 14:59 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Pemda terus mendorong pertumbuhan hotel di Wakatobi

Deretan kamar hotel di kawasan wisata pulau Wangi-Wangi, Wakatobi,


JEP Wakatobi - WAKATOBI. Pemerintah daerah terus mendorong pertumbuhan perhotelan di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Adapun hal tersebut lantaran jumlah hotel yang masih minim. 

Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi Nandar mengatakan, bahwa jumlah hotel di Wakatobi sebanyak 54 di seluruh Pulau Wakatobi. Sedangkan homestay sebanyak 342.

Baca Juga: Rencana pemindahan ibu kota di mata tiga mantan gubernur DKI Jakarta

"Kadang room available-nya masih terbatas," ujarnya kepada Tim Jelajah Pariwisata KONTAN, Senin (19/8).

Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara, tercatat tingkat penghunian kamar (TPK) pada bulan Juni lalu sebesar 32,93% naik tipis dibandingkan Juni 2018 sebesar 32,28%.

Nandar tetap optimis tingkat hunian tetap perlu ditambahkan untuk memfasilitati kunjungan wisatawan. Dari sana, ia bilang pemerintah daerah sendiri terus berupaya menarik investor swasta untuk masuk dengan berbagai insentif yang siap diberikan.

"Kemudahan perizinan, layanan perizinan untuk pariwisata tidak dikenakan biaya, termasuk kami punya Perda ada penyelenggaraan penanaman modal mengenai insentif mengenai keringanan pajak, terutama untuk leading sektor, pariwisata, kelautan, dan perikanan," paparnya.

Baca Juga: Atraksi ribuan lumba-lumba yang memukau di Wakatobi

Untuk harga akomodasi yang ditawarkan beragam. Hotel Bintang menawarkan harga Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Kemudian, hotel non bintang di kisaran Rp 300.000 - Rp 400.000. Sedangkan homestay Rp 100.00 per orang.

Walaupun begitu, ia pun berharap juga dibantu dari sektor penerbangan. Menurutnya, dengan satu penerbangan per hari menghambat kunjungan. "Padahal load factor selalu penuh," lanjutnya.

Baca Juga: Demonstrasi dan Perang Dagang Bikin Ekspor Hong Kong Makin Lesu

Selain itu, peningkatan harga penerbangan domestik dan biaya bagasi juga menjadi faktor terhambatnya pariwisata Wakatobi. "Minimal spending untuk ke Wakatobi sekitar Rp 600 ribu," tuturnya.

Hal tersebut juga untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Wakatobi. Tahun lalu PAD Wakatobi sebesar Rp 20 miliar yang mana dari pariwisata menyumbang 10-%-15% atau sekitar Rp 3 miliar.

Untuk tahun ini sendiri, Nandar bilang target PAD tidak muluk-muluk. "Harapannya bisa sama," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru