KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemulihan sistem kelistrikan Aceh pascabencana banjir dan longsor akhir November 2025 masih berjalan lambat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan hingga 11 Desember 2025, tingkat pemulihan baru mencapai 36%.
PLN menyatakan proses perbaikan berlangsung dalam kondisi yang sangat menantang. Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto, mengatakan banyak infrastruktur transmisi rusak, terutama tower listrik yang roboh di medan sulit.
“PLN terus mempercepat pemulihan sistem kelistrikan Aceh di tengah tantangan medan berat. Lebih dari 1.400 petugas gabungan se-Indonesia diterjunkan ke titik-titik terdampak,” ujar Gregorius seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (12/12/2025).
Baca Juga: Pemulihan Listrik Aceh Dikebut, Pembangunan Tower Darurat di Bireuen Capai 87%
Sejauh ini, PLN telah membangun tower darurat pada jaringan transmisi SUTT 150 kV Arum–Bireuen. Perbaikan juga berlangsung di jalur SUTT 150 kV Langsa–Pangkalan Brandan sebagai bagian dari upaya mengembalikan jalur utama suplai listrik wilayah Aceh.
Namun, proses pemulihan tidak bisa dilakukan secara cepat. Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Ramzi Adriman, menilai sistem kelistrikan Aceh saat ini berada pada kondisi yang sangat sensitif.
Ia bilang, kerusakan terjadi pada banyak titik, mulai dari jaringan transmisi, gardu induk, hingga distribusi, dengan lokasi yang saling berjauhan.
“Bencana ini merusak banyak komponen sekaligus. Karena itu, setiap penyalaan harus dipastikan stabil agar tidak memicu gangguan lebih luas,” kata Ramzi.
Ia menjelaskan salah satu tahap paling krusial adalah sinkronisasi sistem, proses yang mengintegrasikan pembangkit, gardu induk, dan jaringan ke dalam satu operasi terpadu. Tahap ini membutuhkan kecermatan tinggi karena frekuensi, tegangan, dan beban harus benar-benar seirama.
“Kalau ada yang belum siap, penyatuan tidak bisa dipaksakan. Risikonya langsung kepada stabilitas sistem,” ujarnya.
Baca Juga: Beri Klarifikasi dan Minta Maaf, Dirut PLN: Pemulihan Listrik Aceh Belum Capai 93%
Di sisi lain, penyalaan bergilir yang masih diterapkan PLN dipandang Ramzi sebagai langkah pengamanan yang logis dalam kondisi kapasitas belum pulih penuh. Kebijakan ini menjaga agar wilayah yang sudah kembali menyala tetap stabil, sambil memberi ruang pemulihan di titik lain.
Tantangan lapangan semakin besar karena sejumlah kawasan terdampak masih terisolasi. Pengiriman material harus menyesuaikan kondisi jalan, cuaca, dan jalur alternatif yang tersedia, sehingga koordinasi teknis dan logistik menjadi kunci pemulihan.
Ramzi berharap akses ke seluruh wilayah terdampak segera terbuka agar perbaikan dapat dipercepat dan sinkronisasi sistem dapat diperluas. “Tujuannya satu: mengembalikan keandalan listrik Aceh secepat mungkin tanpa mengorbankan stabilitas ke depan,” ujarnya.
Selanjutnya: Ingat! BEI Akan Terapkan Periode Non-Cancellation Mulai 15 Desember 2025
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 13 Desember 2025: Energi Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News