JAKARTA. Pengamat Tata Kota Eddy Ihut Siahaan menilai reklamasi teluk Jakarta dapat menjadi solusi dalam mengatasi persoalan lingkungan dan kepadatan penduduk Jakarta.
"Rencana reklamasi teluk Jakarta sudah lama terbengkalai padahal persoalan lingkungan di Jakarta sudah makin mendesak untuk dibenahi," kata Eddy Ihut Siahaan di Jakarta, Senin (27/4/2015).
Menurut Eddy Ihut Siahaan, jika proses reklamasi di Teluk Jakarta terus terhambat, maka banyak persoalan lingkungan di Jakarta yang semakin sulit diperbaiki di masa mendatang.
Salah satu persoalan lingkungan di Jakarta, kata dia, adalah penurunan permukaan tanah atau "land subsidence" yang terus terjadi.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta karena pembangunan gedung bertingkat dan terus bertambahnya jumlah penduduk, menurut Eddy, dapat mengancam masa depan Jakarta sebagai ibu kota negara.
"Pemerintah agar mengantisipasi ancaman ini dengan melakukan pemekaran wilayah, melalui jalan reklamasi," katanya.
Menurut Eddy, jika pemerintah melakukan reklamasi di Teluk Jakarta, maka wilayah bagian utara Jakarta, akan lebih berkembang dan dapat tertata dengan baik.
Reklamasi, kata dia, akan menjadi solusi terbaik dalam mengatasi persoalan kota Jakarta, yakni dapat memperluas wilayah geografis sekaligus merevitalisasi pantai utara dan membuat kawasan utara Jakarta menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi baru.
Sementara itu, pengamat perkotaan Yayat Supriyatna mengatakan, rencana reklamasi Teluk Jakarta untuk membangun hunian di pinggiran ibu kota negara harus mampu menciptakan kota mandiri sehingga tidak lagi membebani kota Jakarta.
"Jakarta jangan lagi dibebankan dengan tambahan lalu lintas dari reklamasi pulau-pulau di pinggiran Jakarta," katanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Water Institute, Firdaus Ali, sebelumnya mengatakan, tingkat penurunan permukaan tanah di Jakarta terus terjadi di Jakarta hingga sekitar 10 cm per tahun.
Jika penurunan permukaan tanah ini tidak diatasi secara serius, menurut Firdaus, maka Jakarta secara perlahan-lahan akan tenggelam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News