MEDAN. Pemerintah Kabupaten Karo akan menyewakan lahan seluas 60 hektare untuk lokasi pertanian dan dikelola 103 kepala keluarga pengungsi erupsi Gunung Sinabung yang direlokasi di Desa Siosar, Kecamatan Merek.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Jhonson Tarigan yang dihubungi dari Medan, Jumat, mengatakan, proses penyewaan lahan milik warga tersebut hanya untuk sementara.
Hal itu disebabkan lahan pertanian yang disiapkan di kawasan hutan produksi Desa Siosar yang akan dikelola pengungsi erupsi Gunung Sinabung belum selesai dikerjakan.
"Menunggu hutan produksi tersebut siap diratakan, pemerintah menyediakan lahan pertanian warga untuk dapat dikelola para pengungsi," ujar Jhonson.
Ia menjelaskan, lahan yang disewa itu tidak terlalu jauh dari lokasi tempat tinggal pengungsi Sinabung dan bisa ditempuh dengan hanya berjalan kaki.
Pemerintah menyewakan lahan pertanian tersebut karena sebagian di antara pengungsi Sinabung tidak memiliki pekerjaan disebabkan lahan pertaniannya telah hancur akibat debu dan lahar panas.
"Kasihan pengungsi Sinabung itu, mereka juga memerlukan biaya untuk anak yang sedang bersekolah, juga untuk keluarga," katanya.
Jhonson mengatakan, sebanyak 103 kepala keluarga pengungsi erupsi Sinabung yang telah di relokasi itu berasal dari tiga desa, yakni Bekerah, Simacem, dan Sukameriah, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo.
"Para pengungsi Sinabung itu sudah beberapa bulan lamanya tinggal di perumahan yang baru dibangun pemerintah tersebut," kata mantan Humas Pemkab Karo.
Menurut catatan, jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung tercatat sebanyak 11.114 jiwa atau 3.152 kepala keluarga dan ditempatkan di 10 lokasi penampungan di Kabanjahe.
Sebelumnya, PVMBG sejak 2 Juni 2015 mengeluarkan pengumuman bahwa status Gunung Sinabung naik dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News