Jakarta. Wilayah Jakarta memang rawan banjir, karena kondisi permukaan tanah yang mengalami penurunan setiap tahun.
Tingkat penurunan tanah di wilayah Jakarta Utara tercatat sudah melebihi 2 meter.
Wilayah dengan tingkat penurunan tanah paling parah adalah Muara Angke, yang sudah mencapai 2,14 meter.
"Muara Angke ketinggian tanahnya turun 2,14 meter dari rentang tahun 2000 sampai 2014," kata Kepala Bidang Geologi Sumber Daya Mineral Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Agus Saryanto, di Balai Kota, Jumat (5/2/2016).
Menurut Agus, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya penurunan tanah di Jakarta.
Faktor itu, yakni meluasnya daerah genangan air karena timbulnya daerah ambles dan cekungan air, beban bangunan yang melebihi daya dukung tanah, pergerakan tektonik di bawah tanah, pengambilan air tanah secara berlebihan, dan kondisi geologi tanah di Jakarta yang umumnya berupa endapan aluvial.
Ia menyebut masalah serupa juga terjadi di kota-kota besar di belahan dunia lain.
"Fenomena ini banyak terjadi di kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti Bandung, Semarang, Bangkok, Shanghai dan Tokyo," tutur Agus.
Untuk di Jakarta, Agus menuturkan penurunan tanah terjadi di hampir sebagian besar wilayah DKI Jakarta.
Namun, penurunan tanah di wilayah lain belum setinggi yang terjadi di Jakarta Utara.
Agus memberi contoh penurunan tanah yang terjadi di kawasan Jalan Sudirman yang baru mencapai 0,34 meter; Kuningan 0,25 meter; Kebayoran Baru 0,25 meter, dan Cibubur 0,21 meter.
"Rentang waktunya sama dengan yang terjadi di Muara Angke," kata Agus.
(Alsadad Rudi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News