PENCEMARAN LINGKUNGAN - JAKARTA. PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) bekerjasama dengan para pecinta lingkungan sungai Ciliwung, Yayasan Lintas Sungai Abadi (Yalisa) mengajak warga peduli lingkungan. Askrindo dan Yalisa memberikan literasi pengelolaan sampah kepada warga yang selama ini menjadi persoalan. Hal ini juga bertepatan dengan hari peduli sampah yang jatuh pada 21 Februari setiap tahunnya.
Diharapkan dengan literasi pengelolaan sampah, masyarakat tidak membuang sampah sembarangan seperti ke sekolakan atau sungai. Selama ini, kegiatan membuatn sampah ke sungai atau selokan menjadi penyebab banjir yang merugikan masyarakat luas.
Askrindo dan Yalisa melakukan kegiatan rutin setiap satu kali sebulan memberikan pemahaman kepada warga yang ada di sepanjang sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai, melainkan mengelola sampah dengan baik. Dengan kegiatan ini diharpakan tercipta liingkungan yang asri dan lestari.
Agar hal itu terwujud, melalui kegiatan Operasi Bersih Sungai Ciliwung (OBSC) Akrindo dan Yalisa setiap bulan konsisten terjun ke sungai untuk memungut sampah.
Kegiatan ini sebelumnya sudah dilakukan para aktivis dari Yalisa dengan terus memberikan literasi secara lisan bagaimana pengelolaan sampah dan ajakan-ajakan tidka membuang sampah ke sungai.
Eka Soeriansyah, Ketua Yayasan Lintas Sungai Abadi ini mengatakan bahwa kegiatan operasi bersih sungai sudah berjalan beberapa tahun belakang ini bertujuan mengurangi tumpukan sampah yang mengikis jalur sungai ciliwung.
“Kegiatan operasi bersih ini tujuannya adalah untuk mengajarkan kepada warga sekitar agar tidak merusak dan menunjukkan bahwa sungai ini lingkungan hidup, bukannya tempat sampah. Paling tidak kami sudah berusaha mengajak warga bantaran sungai yang berada di Bojong untuk lebih mencintai lingkungannya,” ujar Eka, Kamis, (21/2).
Direktur SDM dan Umum Askrindo Firman Berahima menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan rutin Operasi Bersih Sungai ini akan membawa dampak yang baik, dimana budaya dan membentuk pola kebiasaan untuk menjaga lingkungan itu sangatlah susah.
Pada Hari Peduli Sampah Nasional ini Askrindo berharap masyarakat khususnya yang tinggal di bantaran mampu membudayakan pengelolaan sampah.
“Hal ini merupakan salah satu bentuk dari rasa peduli yang diwujudkan melalui aksi secara langsung. Mudah-mudahan masalah sampah dan kelestarian sungai dapat ditangani secara perlahan dan budaya tidak membuang sampah sungai dapat terwujud,” tambah Firman.
Hari Peduli Sampah diperingati di Indonesia telah diperingati sejak 2006. Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan setiap tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya pada 2006.
Ditetapkannya tanggal 21 Februari didasari peristiwa tragedi longsor sampah yang menimbun tiga kampung di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Peristiwa tersebut terjadi pada 21 Februari 2005 yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.
Tujuannya adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang perlunya pengelolaan sampah yang serius agar tidak menjadi boomerang bagi manusia sebagai produsen sampah itu sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News