INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggelar Destination Management Forum (DMF) bersama Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur (D3) Kemenparekraf dan Stakeholder beberapa waktu lalu.
Dalam acara yang mengusung tema‘Penerapan Tata Kelola Pariwisata Berkualitas Di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo Flores’, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, berharap penerapan tata kelola pariwisata berkualitas di DPSP Labuan Bajo Flores dapat memberikan manfaat yang besar, berdampak positif, berskala Nasional, dan Internasional.
Menurut Sandi, akselerasi pola tata kelola DPSP menjadi lebih terpadu melalui kolaborasi dan dukungan seluruh stakeholder di daerah sangat diperlukan agar dapat makin meningkatkan kualitas pengalaman dan lama tinggal wisatawan, dampak dan manfaat ekonomi bagi masyarakat, serta dampak sosial budaya dan ekologi yang semakin berkualitas dan berkelanjutan melalui penataan manajemen pengunjung destinasi.
Baca Juga: Dukung KTT ASEAN, Bandara Komodo Siap Layani Penerbangan Internasional
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Fransiskus Xaverius Teguh, menjelaskan bahwa Point utama dari pelaksanaan forum ini adalah Destination Management, Destination Governance, dan Leadership sebagai upaya untuk mendorong penerapan tata kelola pariwisata.
“Labuan Bajo punya potensi yang luar biasa, Saya kira ini merupakan hal sangat strategis bagi destinasi-destinasi super prioritas di Labuan Bajo flores untuk menjadi destinasi pariwisata yang berkualitas dalam mencapai tujuan pembangunan pariwisata dengan menumbuhkan mental keterbukaan,” ujarnya dalam siaran pers Kamis (20/4).
Labuan Bajo sendiri saat ini tengah mempersiapkan diri menyambut gelaran KTT Asean Summit 2023. Labuan Bajo ditunjuk secara langsung oleh Presiden Joko Widodo sebagai lokasi utama penyelenggaraan event besar yang akan menghadirkan 11 negara anggota ASEAN dengan harapan dapat menjadi daya ungkit untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mengingat Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas yang ada di Indonesia.
Destination Management Forum (DMF) sendiri menjadi perwujudan fungsi koordinatif BPOLBF yg akan dilakukan secara berkala untuk memantau dan mencari solusi dari isu parekraf yang terjadi di lapangan, dimana parekraf membutuhkan sinergi lintas sektor.
Baca Juga: Jadikan Liburan Lebaran Sebagai Momen Upgrade Look Bersama Koleksi Trendi Samsonite
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, mengatakan, kesiapan Labuan Bajo untuk ASEAN SUMMIT harus bisa memfasilitasi kurang-lebih 400 delegasi, 300 media, 1.300 pasukan pengamanan dan 500 panitia lokal.
Menurut Shana, dengan makin seringnya event berskala nasional dan internasional yang diadakan di Labuan Bajo, maka penerapan tata kelola pariwisata berkualitas di Labuan Bajo menjadi sebuah keharusan.
Menurut Shana, penyelenggaraan Destination Management Forum (DMF) sendiri menjadi perwujudan fungsi koordinatif BPOLBF yg akan dilakukan secara berkala untuk memantau dan mencari solusi dari isu parekraf yang terjadi di lapangan, dimana parekraf membutuhkan sinergi lintas sektor.
"Banyak sekali event berskala nasional dan internasional yang dilaksanakan di Labuan Bajo. Ini menjadi pengungkit untuk dapat makin meningkatkan kunjungan wisatawan. Apalagi dengan target 1 juta pengunjung dalam 3-5 tahun ke depan sangat penting menerapkan manajemen tata kelola pariwisata berkulitas melalui kolaborasi bersama seluruh stakeholder terkait," terang Shana.
Baca Juga: Industri Pariwisata Semakin Menunjukkan Pemulihan
Menurut Shana, momentum ini menjadi endorsement bagi Labuan Bajo untuk pasar Asean dengan persiapan infrastruktur dasar yang saat ini sudah tersedia seperti Bandara Komodo, Pelabuhan pariwisata petimas Labuan Bajo dan akses jalan serta information center, terutama kesiapan SDM mumpuni yang bertugas menyiapkan dan membangun sistem yang dapat menunjang tata kelola destinasi pariwisata di Labuan Bajo.
“Butuh peran semua pihak untuk bisa menghasilkan manajemen tata kelola destinasi yang mumpuni. Harapan kami, dengan manajemen tata kelola yang baik akan dapat memberi keseimbangan bagi ekosistem pariwisata di Labuan Bajo yang berkualitas," tegas Shana.
Dalam forum ini ada beberapa highlight yang akan dikolaborasikan, seperti penataan dan pengembangan destinasi di Labuan Bajo, Kesiapan Labuan Bajo menjelang KTT ASEAN SUMMIT Mei mendatang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News