Pertamina Akan Kerek Kapasitas Produksi Green Refinery Cilacap Hingga Dua Kali Lipat

Jumat, 28 Oktober 2022 | 21:14 WIB   Reporter: Arfyana Citra Rahayu
Pertamina Akan Kerek Kapasitas Produksi Green Refinery Cilacap Hingga Dua Kali Lipat


ENERGI - JAKARTA. Produk bahan bakar hijau PT Pertamina, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Green Diesel D100 semakin diminati dunia. Maka itu Pertamina berencana meningkatkan kapasitas dan kemampuan Green Refinery Cilacap yang saat ini baru 2.500 hingga  3.000 barel per hari menjadi 6.000 barrel per hari dengan produk mencakup Green Diesel, Sustainable Aviation Fuel, dan Bionaphta. 

Produk HVO merupakan substitusi bahan bakar diesel yang lebih ramah lingkungan dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar kendaraan ataupun memproduksi listrik hijau melalui penggunaan di genset

Produk bahan bakar hijau yang dihasilkan Green Refinery Cilacap ini telah mendapatkan sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Melalui sertifikasi ISCC, Produk HVO Pertamina memperoleh pengakuan bahwa penggunaan produk ini berkontribusi pada penurunan emisi karbon hingga 65%-70% dari bahan bakar umumnya sehingga layak disebut sebagai green product

Baca Juga: Sumber Daya Migas Melimpah, SKK Migas: Bojonegoro Bisa Jadi Kabupaten Terkaya di RI

Produk HVO dengan branding nama Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD) sebelumnya diluncurkan dan dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Jakarta E-Prix 2021. 

Kapasitas produksi Green Refinery Cilacap untuk menghasilkan Produk Green Diesel sebesar 3.000 barrels per hari dengan bahan baku nabati berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). Saat ini telah dipasarkan dan diterima pasar Eropa, utamanya Jerman dan Prancis.  

General Manager Kilang Cilacap - PT Kilang Pertamina Internasional, Edy Januari Utama mengatakan peningkatan kapasitas green energy sejalan dengan permintaan pasar dunia terhadap produk energi bersih dan sebagai bentuk keseriusan Pertamina untuk menerapkan strategi agresif di Green Business dalam roadmap net zero Emission-nya. 

"Fleksibilitas bahan baku green energy juga akan semakin ditingkatkan sehingga tidak hanya mengolah berbasis CPO tetapi juga bisa mengolah bahan lain semisal Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah menjadi energi hijau,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/10). 

Pada fase kedua pengembangan green refinery Cilacap, selain fleksibilitas jenis produk, juga telah direncanakan peningkatan kemampuan kilang dalam mengolah second generation renewable feedstock seperti minyak jelantah atau sejenisnya, sehingga kontribusi penurunan emisi produknya pun meningkat hingga 85%-90% dibandingkan bahan bakar fosil. 

Dalam pengumpulan minyak jelantah tersebut, akan dipelajari juga potensi pengimplementasian konsep circular economy yang berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat sehingga keberadaan Green Refinery dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat selain energi yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: PGE Siap Dorong Panas Bumi Jadi Katalis Dekarbonisasi

Edy menyampaikan Pertamina terus memperkuat transisi energi bersih sejalan dengan komitmen Pertamina mengedepankan prinsip Environmental, Social, & Governance (ESG) di semua lini bisnis. Pertamina terus melakukan inovasi dengan menekan emisi dari peralatan produksinya maupun menghasilkan produk-produk rendah emisi berbasis energi baru terbarukan. Ini sejalan dengan komitmen Pertamina untuk melakukan dekarbonisasi pada bisnisnya demi menciptakan lingkungan yang semakin baik.

Pertamina juga telah mencanangkan Roadmap Net Zero Emission untuk memastikan komitmen upaya dekarbonisasi secara bertahap hingga dicapai target net zero emission di tahun 2060. Roadmap Net Zero Emission merupakan salah satu bukti nyata- komitmen Pertamina dalam mendukung SDG’s atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan no. 13 mengenai penanganan perubahan iklim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru