Petani Baduwi Hasilkan 32,5 Ton Jahe Merah untuk Pasok Bahan Baku Farmasi

Jumat, 16 September 2022 | 10:46 WIB   Reporter: Lailatul Anisah
Petani Baduwi Hasilkan 32,5 Ton Jahe Merah untuk Pasok Bahan Baku Farmasi

ILUSTRASI. Surganya jahe merah, Petani Baduwi Hasilkan 32,5 Ton Jahe Merah untuk pasok bahan baku farmasi.


AGRIBISNIS - JAKARTA. Ada surga jahe merah di Lebak, Banten yang memiliki kualitas unggul yang memasok bahan baku farmasi. Salah satu penghasil jahe merah terbaik itu, berada di dataran tinggi tanah adat suku Baduy luar yang sangat subur.  

Untuk menghasilkan jahe merah terbaik, para petani dari Baduy dibina oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) bersama PT Bintang Toedjoe.

Berbagai program pembinaan baik manajemen maupun teknis telah diberikan YDBA dan PT Bintang Toedjoe kepada petani di Desa Hariang dan Kenakes, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten untuk menghasilkan produk pertanian sesuai standar quality, cost & delivery yang ditetapkan PT Bintang Toedjoe sebagai Ayah Angkat.

Baca Juga: Selain Teh Jahe, Ini Makanan dan Minuman yang Bikin Asam Lambung Tak Meradang

Melibatkan 41 petani baik dari masyarakat Baduy maupun Non Baduy bersama YDBA melakukan panen kedua jahe merah di Lebak, Banten. Sebanyak 32,5 ton jahe merah yang dibudidaya dari 2,6 hektar lahan pertanian akan dikirim para petani ke PT Bintang Toedjoe. Hasil panen tersebut meningkat 100% dari panen perdana pada 20 Oktober 2021 yang menghasilkan 16 ton jahe merah yang juga dipasok ke PT Bintang Toedjoe.

Target ke depanya, YDBA dan petani akan mengusahakan ada produk turunan dari jahe merah yaitu simplisia atau jahe merah yang dikeringkan.

"Saat ini masih dalam tahap percobaan trial and eror, dan masih mengusahakan pasarnya. Akhir tahun sih harusnya sudah ada hasilnya, dan tahun depan harapannya bisa mulai dipasarkan, karena potensinya luar biasa," terang Koordinator Project YDBA Lebak, Dani Kurnia.

Ketua YDBA, Sigit Kumala menyampaikan apresiasinya kepada para petani baduy yang dapat meningkatkan hasil panen jahe merah. Sigit berkomitmen akan mendukung penuh petani Baduy hingga dapat menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sampai naik kelas.

Bahkan pihaknya juga akan mengusahakan untuk mesin pengering untuk merealisasikan produk turunan dari jahe merah yaitu simplisia.

"Nanti mesinnya akan diusahakan, agar bisa segera di buatkan dalam jumlah yang besar. Nanti coba dicarikan pasarnya," tutur nya.

Baca Juga: Ciri-Ciri Kolesterol yang Harus Diwaspadai Serta Cara & Obat Alami Untuk Menurunkan

Asrip, petani Baduy Luar binaan YDBA menyampaikan semangatnya dalam mengikuti program pembinaan jahe merah yang berdampak pada jumlah dan kualitas jahe yang dihasilkan. Asrip mengaku, sebelum mengikuti pembinaan, jahe merah yang dihasilkannya hanya mencapai 2 kuintal saat panen raya. Tidak sampai di situ, pihaknya juga sangat kesulitan dalam mencari pasar.

Sehingga dia hanya memanen ketika ada pesanan dari seseorang atau dijual di pasar dengan harga Rp. 3000 - 5.000 per kg nya.

Namun, kini Asrip bisa menghasilkan 2 ton dengan standar QCD sesuai yang ditetapkan oleh industri dan dengan harga 2 kali lipat dari sebelumnya.

"Sebelumnya kita hanya menjual kalau ada yang pesan, sekarang karena ada YDBA, kita punya pasar pastinya jadi bisa panen setiap tahun, targetnya tahun depan bisa panen 4 ton," terang Arsip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru