Petani karet kembali ke kebun setelah harga naik

Senin, 09 Mei 2016 | 10:47 WIB Sumber: Antara
Petani karet kembali ke kebun setelah harga naik


LEBAK. Sejumlah petani karet di Kabupaten Lebak, Banten selama sepekan terakhir ini kembali bergairah merawat kebun setelah harga di pasaran naik hingga menembus Rp 7.000 per kilogram.

"Kami cukup senang harga karet naik lagi, karena sebelumnya Rp 2.500 per kg," kata Supendi (50), seorang petani di Desa Pasir Tanjung Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin (9/5).

Dia mengaku, kembali merawat perkebunan karet miliknya yang diisi 10.000 pohon. Dengan kapasitas tersebut, Supendi bisa memproduksi 2 ton karet per bulan.

Sebelumnya, para petani membiarkan kebunnya terbengkalai ketika harga karet menyentuh harga terendah tersebut. 

Namun, saat ini harga karet di pasaran disambut baik oleh para petani dan petani pun kembali bersemangat untuk menggarap kebun karet yang sempat mereka tinggalkan.

"Kami berharap harga karet tidak turun lagi seperti beberapa bulan lalu," katanya.

Begitu juga Cecep (55) petani warga Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengaku lega setelah harga di pasaran melonjak sehingga bisa menghidupkan petani karet.

Beberapa bulan lalu, kata dia, harga karet anjlok mengakibatkan petani karet banyak yang beralih profesi menjadi buruh bangunan maupun tukang ojek sepeda motor.

Sebab, perkebunan karet tidak menjadikan andalan pendapatan ekonomi karena harga anjlok akibat maraknya karet sintesisi juga pembatasan ekspor.

Tak hanya menelantarkan kebun, banyak juga yang menjual dan menggadaikan kebunnya ketika harga melorot.

"Kami ikut senang harga karet naik karena bisa menghidupkan kembali petani," ujarnya.

Suburnya produksi

Padma (45) seorang petani karet warga Desa Sindang Wangi, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak mengatakan, saat ini produksi karet mencapai 4 kuintal per hektare, padahal sebelumnya hanya 2-3 kuintal dalam dua kali panen.

Meningkatnya produksi karet tersebut akibat intensitas cuaca hujan turun yang menyebabkan mutu getah karet cukup bagus.

Saat ini harga karet berbentuk lump mencapai Rp 7.000 per kilogram dan karet berbentuk sheet Rp 20.000 per kilogram.

Kenaikan harga tersebut terjadi setelah membaiknya krisis global, sehingga permintaan pasar internasional kembali meningkat. "Diharapkan pendapatan petani meningkat," katanya.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Edeng mengatakan, petani karet cukup besar dalam menyumbangkan perekonomian masyarakat pedesaan karena sebagian besar wilayah Lebak ditanami karet.

Berdasarkan data yang dipegang Edeng, jumlah areal perkebunan karet di Kabupaten Lebak mencapai 11.200 hektare dan dapat menyerap tenaga kerja lokal sekitar 250.000 orang.

Saat ini petani karet di Kabupaten Lebak bisa menjual antara lima sampai 20 ton per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru