Petani Ngawi berhasil tingkatkan hasil panen di tengah pandemi

Rabu, 07 April 2021 | 18:09 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Petani Ngawi berhasil tingkatkan hasil panen di tengah pandemi

ILUSTRASI. Petani Ngawi berhasil tingkatkan hasil panen di tengah pandemi


AGRIBISNIS -  JAKARTA. Kelompok Tani Sentosa di Kecamatan Paron, Ngawi, Jawa Timur berhasil meningkatkan hasil panen ubinan padi varietas Inpari 32 dari yang sebelumnya 7,4 ton per hektare (ha) menjadi 8 ton per ha gabah kering panen (GKP). 

Para petani juga sukses menghasilkan padi sehat pada lahan seluas 25 ha yang endemis hama Wereng Batang Coklat (WBC) dan Penggerek Batang Padi dengan menggunakan sarana produksi ramah lingkungan melalui program bantuan biopestisida.

Bantuan biopestisida tersebut merupakan program Kementerian Pertanian dalam rangka pencegahan dan pengamanan produksi padi dari serangan Organisme.

Pengganggu Tanaman (OPT). Program ini bertujuan untuk membantu dan sekaligus mengedukasi petani dalam menghasilkan tanaman yang sehat berbasis 
teknologi yang ramah lingkungan dan tentunya meningkatkan hasil produksi dan peningkatan pendapatan.

Baca Juga: Masuki musim tanam, wamentan pastikan kebutuhan pupuk subsidi tercukupi

Ketua Kelompok Tani Sentosa yaitu Sugimin, mengatakan saat ini adalah pengalaman pertama ia menggunakan pestisida biologi dalam menangani hama WBC & Penggerek Batang Padi. Ia mengklaim hasilnya cukup memuaskan dan efektif.

"Tidak ada ledakan serangan WBC yang biasanya terjadi saat menggunakan pestisida kimia” ujar Sugimin seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (7/4).

Sugimin menambahkan bahwa pestisida biologi lebih dapat menekan biaya produksi dibandingkan pengalamannya saat menggunakan pestisida kimia.
Sugimin didampingi Rahayu sebagai Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) serta dikawal Agronomis dari PT. Prima Agro Tech 
sebagai perusahaan penyuplai produk biopestisida yang digunakan.

“Saya merasa senang terhadap pestisida biologi yang diberikan karena hal tersebut sejalan dengan visi dan misi POPT terkait pengendalian hama terpadu.” ujar  Rahayu. 

Ia juga menegaskan bahwa berusaha untuk selalu mendampingi petani dan melakukan pengamatan OPT secara rutin untuk memastikan kualitas dan kuantitas produksi padi tetap terjaga. 

Baca Juga: Sejumlah ekonom ini memproyeksikan terjadi inflasi di bulan Maret 2021

“Mulai dari musim tanam hingga musim panen, kami selalu mengawal Kelompok Tani Sentosa, menjelaskan cara pakai produk pestisida biologi kami agar mendapatkan hasil yang maksimal. Produk yang kita gunakan adalah Metarizep untuk mengendalikan WBC dan BT-PLUS untuk mengendalikan penggerek batang padi. Hasilnya sangat efektif, hama-hama terinfeksi & tentunya lahan padi Pak Sugimin tetap aman” ujar Apreza, Agronomis dari PT Prima Agro Tech.

Dengan mulai menerapkan cara bertani yang ramah lingkungan dengan menggunakan produk biopestisida dalam pencegahan dan pengendalian OPT, membuktikan bahwa  Kelompok Tani Sentosa dari Kabupaten Ngawi, sebagai salah satu lumbung beras di Jawa Timur, telah berhasil memproduksi beras yang sehat dan rendah residu serta turut membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Selanjutnya: Serikat Petani Indonesia sebut rencana impor beras abaikan kondisi petani

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru