Gunung Kidul. Petani tembakau di Desa wareng, Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terancam gagal panen. Penyebabnya, tanaman tidak tumbuh sempurna akibat banyak hujan dan serangan virus.
Samiyem, petani tembakau Dusun Singkar 1, Desa Wareng, Gunung Kidul, mengatakan menanam 25.000 batang tembakau di tanah seluas kurang lebih setengah hektare. "Sedikitnya 8.000-an batang mengalami daun keriting, dan tumbuh tidak maksimal. Kami sudah tahu sejak dua minggu setelah masa tanam, tapi kami tidak bisa berbuat banyak," kata Samiyem, Senin (8/1).
Ia mengatakan awalnya pucuk daun bengkok dan kriting. Setelah itu tumbuh tidak maksimal. "Biasanya kalau kondisi seperti ini hanya bisa dimanfaatkan beberapa persen saja," katanya.
Samiyem sudah berupaya melakukan pengobatan, namun kondisinya tetap sama. Dari konsultasi pendamping pertanian diketahui jika virus yang menyerang tergolong baru dan belum ada obatnya. "Virus itu untuk saat ini belum bisa diketahui obatnya, bisanya dicegah saja," ucapnya.
Petani lainnya Wardi mengatakan virus ini menyebar karena banyaknya curah hujan. "Kalau tumbuh, namun tidak sempurna. Tanaman jadi kerdil dan daunnya tidak bisa dipanen maksimal," kata Wardi.
Menurutnya, tanaman tembaku miliknya banyak yang berlubang pada bagian daun serta lebih pendek jika dibandingkan dengan tanaman tembakau tahun lalu. "Ini hampir terjadi menyeluruh di Desa Wareng," katanya.
Menurutnya, hal ini terjadi karena kemarau basah, dimana hujan masih datang dan menggenangi tanaman tembakau milik petani. "Kami pasrah dengan kondisi yang dialami saat ini," kata dia.
Untuk mendapatkan tembakau dengan kualitas bagus, diakuinya, kadar air yang ada harus tepat dimana para petani tidak boleh kurang ataupun kelebihan. "Kalau kelebihan seperti saat ini nanti membusuk dan daunnya berlubang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News