YOGYAKARTA. Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, peternak setempat resah dengan permintaan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80.000 per kilogram. Saat ini di berbagai daerah, harga daging sapi kian mendekati Rp 120.000 per kg, terutama karena jelang Ramadhan.
"Para peternak sudah kami minta tidak perlu resah, karena meski belum ada edaran lanjutan dari pusat, kami meyakini penurunan itu dikhususnya untuk daging impor, bukan lokal," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sutarno di Yogyakarta, Jumat (27/5).
Menurut Sutarno, melihat kondisi di lapangan permintaan Presiden Joko Widodo tersebut sulit jika pada kenyataanya diberlakukan juga untuk harga daging sapi lokal di daerah.
Sebab, menurut dia, saat ini pemerintah tidak memiliki program fasilitas bantuan atau insentif khusus untuk operasional perawatan sapi, sehingga sangat sulit untuk melakukan intervensi terlalu jauh dalam penentuan harga jual.
"Berbeda dengan sektor pertanian, di situ petani banyak diberikan subsidi, bantuan insentif dan alat-alat pertanian. Memang dulu pernah ada (bantuan untuk perawatan sapi) namun sekarang sudah berhenti," kata dia.
Apalagi, kata dia, tipe peternak sapi di DIY sebagian besar adalah peternak sapi rumahan atau budidaya yang belum tentu menjual sapinya jika belum merasa terlalu membutuhkan.
Ia menyebutkan, dari sebanyak 2.000 kelompok peternak sapi di DIY, hanya 10%-20% yang fokus melakukan penggemukan sapi untuk komersial, sisanya merupakan peternak sapi budidaya rumahan.
"Biasanya kalau tidak ingin menjual ya tidak dijual. Kami juga tidak bisa memaksakan," kata dia.
Sementara itu, apabila target pemberlakuan harga daging sapi Rp 80.000 per kg tersebut dipastikan khusus daging impor, menurut dia, peternak serta pengusaha daging sapi lokal juga tidak perlu khawatir sebab untuk penjualan daging sapi impor di daerah biasanya hanya untuk konsumsi hotel, restoran, dan kafe (horeka).
"Daging impor di pasaran memiliki segmen tersendiri, begitu juga untuk daging lokal yang memiliki segmen di pasar-pasar tradisional," kata dia.
Menurut Sutarno, terkait harga daging sapi di pasaran selama Ramadhan, menurut dia, para peternak dan pengusaha daging sapi dalam rapat koordinasi bersama Distan DIY, serta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY telah bersepakat tidak akan menaikkan harga secara signifikan kendati masih di kisaran Rp 100.000 per kg.
"Mereka bersepakat tidak akan menaikkan harga daging terlalu tinggi," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar harga daging sapi di bawah Rp80.000 per kg sebelum Lebaran 2016 dengan mengacu pada negara lain yang harga dagingnya bisa di bawah Rp 80.000/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News