KEMISKINAN - JAKARTA. Gubernur Jakarta Pramono Anung menanggapi data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai angka kemiskinan di Ibu Kota yang naik pada Maret 2025 dibandingkan data September 2024.
Menurutnya, jika dibandingkan secara tahunan (year-on-year), angka kemiskinan Jakarta justru mengalami penurunan.
Pasalnya, pada Maret 2024, BPS mencatat angka kemiskinan Jakarta sebesar 4,3 persen.
“Jadi saya mempelajari Jakarta di bulan Maret ini mencatat 4,28 persen, mengalami kenaikan 0,14 persen dibandingkan dengan September tahun 2024," ucap Pramono saat ditemui di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (26/7/2025).
"Tetapi year on year adalah 4,3 sehingga dengan demikian malah terjadi penurunan,” tuturnya.
Baca Juga: BPS: Sebanyak 52,66% Penduduk Miskin Berada di Pulau Jawa
Pramono mengeklaim, kondisi ekonomi Jakarta secara umum masih lebih baik dibandingkan rata-rata nasional, termasuk dalam hal angka kemiskinan.
“Jadi artinya Jakarta malah mengalami penurunan, termasuk pertumbuhan Jakarta itu dibandingkan dengan nasional kita juga masih lebih baik, termasuk untuk kemiskinan dan sebagainya," tutur Pramono.
"Sehingga dengan demikian karena saya janji kemarin saya udah jawab ya, jangan dipertanyakan lagi,” lanjut dia.
Sebelumnya, Pramono sempat mempertanyakan penyebab kenaikan angka kemiskinan Jakarta menurut BPS.
Ia menyebut kemungkinan besarnya karena banyak pendatang baru ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
“Apakah itu betul kemiskinan karena semata-mata warga yang ada di Jakarta atau memang sekarang persoalannya orang menaruh harapan yang tinggi untuk datang di Jakarta dan itu datang dari berbagai daerah,” ucap Pramono saat ditemui di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).
Ia mengatakan, jumlah pencari kerja di Jakarta saat ini meningkat cukup signifikan, dan bisa memengaruhi data kemiskinan yang dikeluarkan BPS.
“Maka orang yang mencari pekerjaan di Jakarta sekarang ini naik secara signifikan,” kata Pramono.
Adapun BPS Provinsi Jakarta mencatat, tingkat kemiskinan DKI naik dari 4,14 persen pada September 2024 menjadi 4,28 persen pada Maret 2025.
Jumlah penduduk miskin bertambah sekitar 15.800 orang, menjadi total 464.870 jiwa. Namun, jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu (2024), angka kemiskinan Jakarta justru turun tipis dari 4,30 persen menjadi 4,28 persen.
“Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat sebanyak 464,870 ribu orang. Naik sekitar 15.800 orang dibandingkan enam bulan sebelumnya,” kata Kepala BPS Jakarta Nurul Hasanudin dalam rilis data resmi di Kantor BPS Jakarta, Jumat (25/7/2025).
Kenaikan jumlah penduduk miskin salah satunya dipengaruhi oleh naiknya garis kemiskinan.
Pada Maret 2025, garis kemiskinan Jakarta tercatat sebesar Rp 852.798 per kapita per bulan, atau naik 6,79 persen dari September 2024.
“Begitu garis kemiskinan naik, penduduk yang sebelumnya sedikit di atas garis itu bisa langsung terdampak dan masuk kategori miskin,” kata Nurul.
Adapun komoditas makanan yang paling besar pengaruhnya terhadap garis kemiskinan yaitu beras (16,65 persen), rokok kretek filter (9,53 persen), daging ayam ras (5,06 persen), telur ayam ras (4,87 persen), serta sayur dan bawang merah.
Baca Juga: BPS Mencatat Angka Kemiskinan di Indonesia Capai 23,85 Juta Orang Pada Maret 2025
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Angka Kemiskinan Jakarta, Pramono: Year On Year Turun, Jangan Tanya Lagi", Klik untuk baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2025/07/26/14290591/soal-angka-kemiskinan-jakarta-pramono-year-on-year-turun-jangan-tanya?source=headline.
Selanjutnya: PHK Tertinggi di Jawa Tengah, 10.995 Orang Kehilangan Pekerjaan pada Semester I-2025
Menarik Dibaca: Apa Itu Cysteamine? Ini Manfaat Cysteamine untuk Kulit dan Cara Menggunakannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News