Produsen batubara Aceh rem produksi besar-besaran

Kamis, 30 Juli 2015 | 22:50 WIB Sumber: Antara
Produsen batubara Aceh rem produksi besar-besaran


MEULABOH. Realisasi produksi batubara perusahaan tambang PT Mifa Bersaudara di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh semakin terpuruk. Dari target penjualan 5 juta ton, perusahaan baru menjual 1,8 juta ton.

Penurunan lebih dalam harga batubara menjadi alasan manajemen mengerem sebagian besar produksi mereka. Mifa Bersaudara memproduksi batubara berkalori 3.400 GAR. 

"Ini bukan persoalan kesanggupan. Kami terpaksa menyesuaikan besaran biaya produksi dengan harga penjualan batubara dengan kondisi keterpurukan saat ini," kata Azizon, pimpinan PT Mifa Bersaudara, Kamis (30/7) usai beraudiensi dengan puluhan masyarakat yang berunjuk rasa ke kantor PT Mifa Bersaudara.

Dampaknya, manajemen perusahaan tambang yang baru beroperasi sekitar 2,5 tahun di wilayah Aceh Barat dan Nagan Raya itu terpaksa melakukan efesiensi dan efektivitas kegiatan operasional. Salah satunya menghentikan perpanjangan kontrak kerja untuk menekan tingginya pengeluaran.

Azizon merincikan, harga batubara dengan kalori 3.400 GAR pada 2012 seharga US$ 35,5 per ton. Dalam setahun terakhir terus melort dan mencapai US$ 21,2 per ton. Padahal, biaya produksi mencapai US$ 25 per ton.

"Nilai realistis oleh PT Mifa Bersaudara yang mungkin dilakukan dengan kondisi batubara saat ini hanya 1,8 juta ton untuk mengurangi tingkat kerugian yang ada. Kalau kondisi ini membaik mungkin semua akan normal kembali," tegasnya.

Manajemen perusahaan tersebut membawahi beberapa rekanan yang diinformasikan masyarakat sudah melakukan PHK secara sepihak. Para pekerja yang mayoritas adalah buruh kasar tenaga kerja lokal, kejadian ini membuat buruh yang lain menjadi khawatir.

Dia belum bisa mengambil keputusan untuk menaikkan karyawan menjadi berstatus tetap untuk menghindari PHK lanjutan. Hal ini akan dibicarakan pada pertemuan manajemen dan pekerja selanjutnya.

"Kami belum melakukan PHK satu orangpun pekerja semoga saja hal itu tidak sampai terjadi. Kami hanya melakukan efesiensi dan efektivitas agar bisa bertahan dengan tidak lagi memperpanjang kontrak kerja beberapa orang," katanya. (Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru