Progres Proyek Pengendalian Banjir dan Rob Tambak Lorok Semarang Capai 85%

Senin, 17 Juni 2024 | 20:50 WIB   Reporter: Handoyo
Progres Proyek Pengendalian Banjir dan Rob Tambak Lorok Semarang Capai 85%

ILUSTRASI. Proyek Pengendalian Banjir dan Rob di Kawasan Tambak Lorok Tahap II dimulai oleh Ditjen Sumber Daya Air pada tahun 2022. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nym.


INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Setelah melaksanakan ibadah Salat Idul Adha, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama PJ Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dan Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti mendampingi Presiden Jokowi meninjau proyek Pengendalian Banjir dan Rob Tahap II serta Penataan Kawasan Kampung Nelayan Tambak Lorok di Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (17/06/2024).

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa proyek ini diharapkan mampu menahan rob untuk jangka waktu 30 tahun ke depan.

“Panjang tanggul rob ini mencapai 3,6 km. Saya kira setidaknya dalam 30 tahun dapat menahan rob yang terjadi. Sekarang masih dalam tahap pembangunan, namun jika selesai pada Agustus nanti, baru akan terlihat efektivitasnya,” ungkap Presiden Jokowi.

“Kita akan melihat efektivitas tanggul ini setelah selesai. Jika hasilnya baik, penataan kampung nelayan juga akan kita jadikan contoh untuk daerah lain. Jadi, kita butuh satu contoh yang berhasil terlebih dahulu,” tambah Presiden Jokowi.

Baca Juga: Proyek Pengendalian Banjir Rob di Tambak Lorok Semarang Bakal Kelar Agustus 2024

Proyek Pengendalian Banjir dan Rob di Kawasan Tambak Lorok Tahap II dimulai oleh Ditjen Sumber Daya Air pada tahun 2022 dengan anggaran sebesar Rp231,6 miliar. Sedangkan, Penataan Kawasan Kampung Nelayan di Tambak Lorok dilaksanakan oleh Ditjen Cipta Karya sejak Mei 2017 dan selesai pada April 2019 dengan anggaran sebesar Rp45,6 miliar.

“Untuk kawasan seluas 56 Ha ini, kita lakukan penataan serta pengendalian banjir dan rob. Kami telah membangun tanggul sepanjang 3,6 km yang kini sudah tertutup seluruhnya, sehingga kawasan Tambak Lorok tidak lagi mengalami banjir dan rob,” jelas Menteri Basuki.

Menteri Basuki juga menerangkan bahwa dalam sistem pengendalian banjir ini terdapat dua kolam retensi dengan luas masing-masing 12,02 Ha dan 8,57 Ha, dilengkapi pompa berkapasitas 3 x 500 liter per detik.

“Progresnya sudah mencapai 85%. Seluruh proyek ini akan selesai pada Agustus 2024. Pembebasan lahan dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, sedangkan pembangunan oleh Kementerian PUPR, jadi ini adalah hasil kolaborasi,” kata Menteri Basuki.

Baca Juga: Meski Musim Kemarau, Wilayah Ini Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Hujan Deras

Menteri Basuki yakin bahwa proyek Pengendalian Banjir dan Rob di Kawasan Tambak Lorok Tahap II ini akan efektif dalam mengendalikan banjir dan rob di Semarang.

“Saya kira ini akan menjadi contoh seperti yang disampaikan Presiden Jokowi. Daerah sepanjang Pantura memang memerlukan penanganan khusus karena juga mengalami penurunan tanah (land subsidence), jadi tidak hanya Jakarta, tapi juga Tegal, Pekalongan, Demak, termasuk Semarang,” tambah Menteri Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru