PEMBANGKIT LISTRIK - JAKARTA. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di Malinau, Kalimantan Utara, mulai masuk pengerjaan konstruksi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melakukan groundbreaking proyek ini, Rabu (1/3).
Dengan dimulainya groundbreaking, proyek yang dikerjakan konsorsium Indonesia dan Malaysia ini resmi untuk mulai dikerjakan konstruksinya.
"Hari ini saya sangat-sangat senang sekali karena PLTA Mentarang Induk dimulai pekerjaannya, dimulai konstruksinya dan yang lebih senang karena ini dikerjakan oleh konsorsium Indonesia dan Malaysia," kata Jokowi yang disiarkan langsung Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (1/3).
Baca Juga: Otorita IKN Telah Terima 150 LoI Investor yang Siap Investasi di IKN
Jokowi senang karena pembangunan proyek yang dibangun dari konsorsium bersama dengan negeri jiran tersebut. Artinya Indonesia dan Malaysia sebagai saudara serumpun bisa bekerja sama dengan baik.
Ia berharap pengerjaan PLTA Mentarang Induk bisa rampung dalam waktu tujuh tahun mendatang. Sehingga saat proyek tersebut selesai, Ia menginginkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Kabupaten Malino, Provinsi Kalimantan Utara hingga kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Dan kita harapkan nanti tujuh tahun lagi, tujuh tahun akan selesai. Dan kita harapkan betul-betul memberikan manfaat kepada Kabupaten Malino, kepada Provinsi Kalimantan Utara dan kepada seluruh rakyat kita Indonesia," imbuhnya.
Jokowi menyebutkan, PLTA Mentarang Induk akan terintegrasi dengan kawasan industri hijau di Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Kabupaten Bulungan. Sehingga nantinya produk-produk yang dihasilkan di KIPI Bulungan merupakan produk-produk hijau atau ramah lingkungan.
"Produk-produk yang emisi karbonnya rendah, produk-produk yang memiliki harga yang premium tetapi kompetitif, karena apa? energinya dari energi hijau, dari Sungai Mentarang di Kabupaten Malino," jelasnya.
KIPI di Bulungan dan kawasan PLTA Mentarang sepanjang sekitar 300 kilometer akan disambungkan oleh transmisi. Adapun pengerjaan proyek ini membutuhkan biaya sekitar US$ 2,6 miliar atau Rp 40 triliun.
"Bukan pekerjaan yang mudah, dan membutuhkan anggaran biaya yang tidak kecil US$2,6 miliar kalau dirupiahkan kira-kira Rp40 triliun, sebuah nilai yang sangat besar sekali," paparnya.
Dengan adanya proyek tersebut pemerintah berharap ada transformasi ekonomi Indonesia menuju sebuah ekonomi hijau terutama produksi kendaraan listrik.
Di KIPI Bulungan akan ada pengerjaan baterai kendaraan listrik (EV baterai). Maka dengan dimulainya pengerjaan PLTA Mentarang artinya suplai listrik untuk bangun ekosistem hijau akan siap.
"Baterai untuk mobil-mobil listrik plus mobil listriknya ada di sana nanti. Kedua aluminium, industri aluminium yang juga akan di bangun di Kalimantan Industrial Park Indonesia. Aluminiumnya aluminium hijau karena dari energi hijau. Dan yang ketiga ada petrokimia petrochemical yang juga semuanya segera dimulai," jelasnya.
Baca Juga: Hari Kedua di Kaltara, Presiden Jokowi Akan Groundbreaking PLTA Mentarang Induk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News