GRESIK. Langkah Kementerian BUMN dan PTPN untuk menutup sembilan Pabrik Gula (PG) yang ada di Jawa Timur, mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertanian (Kementan).
PTPN berencana menutup PG Rejosari, Kanigoro, dan Purwodadi di Madiun, kemudian PG Toelangan dan PG Watoetoelis di Sidoarjo, lalu PG Meritjan di Kediri, serta PG Pandji, PG Olean, dan PG Wringinanom di Situbondo secara bertahap.
“Kalau memang langkah itu (penutupan PG) bisa lebih mensejahterakan para petani dan mengurangi beban pembiayaan negara, kenapa tidak?” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan Bambang, di sela-sela acara seminar di Universitas Muhammadiyah Gresik, Kamis (15/12).
Bambang menjelaskan, keputusan untuk menutup PG tersebut memang tidak ada kaitan langsung dengan Kementan lantaran kebijakan tersebut ada di bawah kendali Kementerian BUMN dan PTPN sebagai eksekutor.
“Keputusan menghentikan atau tidak beberapa pabrik gula itu memang bukan wilayah kami. Tapi kami sangat mendukung. Kalau memang tidak bisa diperbaiki ya kenapa tidak dilepas saja,” sambungnya.
Hanya, Bambang berharap, penutupan PG tersebut harus bisa meningkatkan kesejahteraan para petani. Jangan sampai, penutupan tersebut malah merugikan para petani.
"Pabrik baru maupun usaha yang ada di sana nantinya harus dapat membuat para petani lebih sejahtera,” papar Bambang.
“Ada baiknya para petani tebu yang sebelumnya bergantung dari pabrik gula tersebut, juga diberi pembekalan ilmu bertani budidaya lain sesuai dengan pabrik yang didirikan,” tambahnya.
PTPN siap menutup sembilan PG di Jawa Timur secara bertahap dalam rentang tiga hingga empat tahun ke depan.
Hal itu karena sembilan PG tersebut sudah berusia tua, sehingga proses revitalisasi pabrik menyedot anggaran negara yang tidak sedikit. (Hamzah Arfah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News