REI: Pengembang kesulitan bangun rumah susun

Selasa, 22 September 2015 | 16:28 WIB Sumber: Antara
REI: Pengembang kesulitan bangun rumah susun


SEMARANG. Para pengembang Jawa Tengah mengeluhkan kesulitan membangun rumah susun. Real Estate Indonesia Jateng mengatakan, harga jual rumah susun tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 

 

"Saat ini upah minimum Provinsi Jawa Tengah sekitar Rp 1,4 juta per bulan. Dengan penghasilan tersebut, sulit bagi MBR untuk membayar cicilan setiap bulan," kata Ketua REI Jateng MR Prijanto di Semarang, Selasa (22/9).

Menurut dia, idealnya MBR yang menempati rumah susun milik berpenghasilan Rp 4 juta per bulan, karena harga satu unit rumah susun milik sekitar Rp 200 juta.

Dengan gaji di bawah batas ideal tersebut, kalangan MBR di Jawa Tengah lebih memilih untuk membeli rumah sederhana tapak yang harganya di kisaran Rp 110 juta per unit.

"Itulah mengapa banyak pengembang di Jawa Tengah yang enggan membangun rumah susun milik. Justru pengembang lebih memilih membangun hunian vertikal untuk kalangan menengah ke atas," kata Prijanto.

Mereka juga pemerintah memberi insentif pembebasan pajak tanah untuk rumah susun milik. Saat ini, Kementerian Keuangan baru membebaskan pajak untuk tanah yang harganya Rp 4 juta per meter persegi. "Harapan kami untuk tanah dengan harga Rp 7,2 juta per meter persegi juga dapat memperoleh pembebasan pajak," katanya.

Menurut dia, dengan adanya pembebasan pajak tersebut dapat menekan harga tanah mengingat harga tanah merupakan salah satu instrumen terbesar dari total harga rumah.

"Kalau memang usulan kami dapat direalisasikan saya kira para pengembang akan berhitung lagi untuk membangun rumah susun milik," katanya. (Aris Wasita Widiastuti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia
Terbaru