Riau semakin serius menggarap wisata sebagai pendorong pendapatan daerah

Senin, 12 Februari 2018 | 12:20 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Riau semakin serius menggarap wisata sebagai pendorong pendapatan daerah

ILUSTRASI. Air Terjun Resun di Kabupaten Lingga, Riau


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Provinsi Riau dikenal sebagai salah satu daerah penyumbang minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia, setelah Kalimantan. Belakangan, migas tidak lagi menjadi primadona. Sebab, Pemerintah Provinsi Riau kini melirik pariwisata untuk menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Gubernur Riau, H. Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, Provinsi Riau mulai melirik dan menggencarkan pengembangan sektor pariwisata. Salah satu buktinya dengan Program Riau Menyapa Dunia.

Ternyata, perubahan ini membawa grafik yang baik dan Provinsi Riau mengalami kemajuan yang pesat. Dalam laporan Kementerian Pariwisata, Riau disebut berada di peringkat kedua dalam pengembangan wisata setelah Sulawesi Utara," ujarnya dalam keterangan pers.

Sejumlah kawasan wisata Riau juga menjadi lokasi penelitian sumber daya alam (SDM). Sebab, di Riau banyak satwa dan tumbuhan yang bisa dipelajari karena masih asri.

"Riau sudah ada Pantai Rupat dengan pasir putihnya, Ombak Bono dan kawasan Tesso Nilo, semakin lengkap dengan seni dan budaya di Riau yang beragam. Oleh karenanya, melalui pariwisata Riau semakin pede," lanjutnya.

Kebijakan dilakukan Pemerintah Provinsi Riau membuahkan hasil. Pendapatan Asli Daerah (PAD) provinsi yang ada di Pulau Sumatera ini meningkat tajam, menembus angka Rp 4,2 triliun. Pariwisata menjelma menjadi sektor primadona di Riau.

Sepanjang 2017, sebanyak 101.904 ribu wisatawan mancanegara (wisman) masuk ke Riau. Jumlah itu surplus 44.388 atau menembus 177,2% dari target 2017. Riau tahun ini mematok target 60.824 buat wisatawan mancanegara atau naik 3.308 orang dibanding tahun 2017. Kemudian buat di 2019, target ditambah lagi sebesar 64.332 orang.

Sementara itu, buat wisatawan nusantara di 2018 dipatok sebanyak 6,55 juta orang, target ini akan terus ditambah di 2019 menjadi 6,82 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini

Terbaru