Sekat kanal dan sumur bor dimanfaatkan untuk pembasahan area gambut terbakar

Kamis, 05 Agustus 2021 | 15:12 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Sekat kanal dan sumur bor dimanfaatkan untuk pembasahan area gambut terbakar

ILUSTRASI. Asap membubung tinggi dari lahan yang terbakar di Desa Ujung Batu, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Minggu (1/8/2021). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa.


LAHAN GAMBUT - JAKARTA. Sudah hampir sepekan kebakaran lahan terjadi di lima desa Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kondisi lahan dan kekeringan yang muncul menyebabkan api sulit dipadamkan.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Sambas, Asmadi mengatakan lima desa yang mengalami kebakaran lahan yaitu  Desa Sungai Baru dan Desa Berlimang, Kecamatan Teluk Keramat; serta  Desa Pelimpaan, Desa Lambau, Desa Sarang Burung Usrat, Desa Sarang Burung Danau, Desa Sarang Burung Kolam, Kecamatan Jawai.

Baca Juga: Mudah, begini cara mengusir nyamuk di rumah dengan mudah

“4-5 hari lalu mulai ada pergerakan hotspot dari Desa Lambau, Jawai. Itu satu kawasan hutan produksi Sebugus,” kata Asmadi dalam keterangannya, Kamis (4/8).

Dugaan awal, kata Asmadi, penyebab kebakaran terjadi karena pembukaan lahan dengan cara membakar. “Orang mau berkebun dengan membakar, tidak luas, tapi karena angin kuat jadi meluas” ujar dia.

Luasan lahan terbakar, menurut Asmadi, diperkirakan mencapai lebih dari 60 hektare. Tapi, dari luasan itu, ada di areal gambut dan hutan biasa.

Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sarang Burung Kuala, Edi menyampaikan hingga Rabu sore ini pemadaman masih dilakukan. Pemadaman ini merupakan upaya bersama  tim gabungan dari Koramil, KPH Sambas, Masyarakat Peduli Api dan Masyarakat. 

Selama pemadaman, sumur bor yang sudah dibangun Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Kecamatan Jawai dimanfaatkan.  Proses pemadaman, ujarnya, lebih dari 1 jam. “Alhamdulillah bisa dimanfaatkan. Pemadaman di perbatasan Desa Sarang Burung Kuala dengan Sungai Baru kemarin menggunakan selang 2 inci sepanjang 80 meter dan selang 1,5 inci sepanjang 100 meter, masih kuat airnya,” ujar Edi.

Edi juga mengatakan, selain dimanfaatkan untuk pemadaman api, sumur bor tersebut biasanya juga dimanfaatkan untuk pembasahan saat musim kemarau. “Kita lakukan ketika lahan gambut sudah kering, lama tidak turun hujan,” ujarnya.

Baca Juga: Kalbe Farma anggarkan dana CSR sebesar Rp 50 miliar-Rp 100 miliar tiap tahun

Tim Teknis Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG), Gembong mengatakan di Sungai Baru terdapat enam titik sekat kanal dan sepuluh sumur bor. Tapi, saat proses pemadaman berlangsung, sumur bor yang dimanfaatkan hanya tiga. Sebab, tujuh sumur bor lainnya sedang  diperbaiki.

“Proses perbaikan sumur bor ini memang masuk dalam Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan (OPGRK) BRGM,” ujar dia.

Menurut perkiraan Gembong, saat ini kebakaran lahan di Desa Sungai Baru menjadi wilayah yang terdampak paling luas. “Sekitar 8 hektare, kebakaran paling besar,” ucap dia.

Meski demikian, Gembong menyebut beberapa lokasi terbakar sudah bisa dikendalikan. Ada juga yang sedang melakukan pendinginan dan pembasahan lahan gambut terbakar. Keberadaan sekat kanal dan sumur bor turut membantu proses pencegahan meluasnya kebakaran ini.

Selanjutnya: Bank BNI alokasikan dana untuk program CSR Rp 100 miliar tahun ini

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru