Sembako komersil lewat Tol Laut akan tiba di Papua

Rabu, 11 November 2015 | 14:05 WIB Sumber: Antara
Sembako komersil lewat Tol Laut akan tiba di Papua


TIMIKA. Kantor Seksi Logistik (Bulog) Timika, Papua dalam waktu dekat akan menyalurkan beras, gula dan minyak goreng komersial ke masyarakat. Berbagai komoditas sembako ini disalurkan lewat program tol laut.

Kepala Kantor Seksi Logistik Timika Bambang Detakumila kepada Antara di Timika, Rabu (11/11), mengatakan KM Caraka Jaya Niaga 32, kapal tol laut yang melayani pengangkutan bahan kebutuhan pokok hingga ke pantai selatan Papua dalam waktu dekat akan tiba di Timika.

Kapal itu mengangkut beras, gula pasir dan minyak goreng komersial yang nantinya ditangani pengelolaannya oleh pihak Bulog.

"Sesuai informasi yang kami terima, kapal tol laut itu akan tiba di Pelabuhan Fakfak pada 11 November 2015 dan selanjutnya akan menuju ke Kaimana dan Timika," kata Detakumila.

Dia bilang, belum tahu berapa ton sembako yang diboyong kapal tersebut. Meski demikian, pihak Bulog Timika menyambut baik kebijakan baru pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut.

Bulog Timika menyediakan dua gudang yang nantinya digunakan untuk menyimpan beras, gula pasir dan minyak goreng yang dibawa kapal tol laut. Barang kebutuhan pokok masyarakat itu nantinya akan dijual ke para distributor dan agen di Kota Timika dan sekitarnya.

Dengan demikian diharapkan harga barang kebutuhan pokok masyarakat di wilayah Timika akan menurun secara signifikan.

"Sudah tentu kita akan jual ke agen dan para distributor. Sebagian kita jual melalui outlet milik koperasi karyawan Bulog Timika. Warga bisa datang membeli beras, gula pasir dan minyak goreng komersial itu di koperasi Bulog," jelasnya.

Detakumila juga belum memastikan apakah Bulog nantinya bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat untuk mengawasi penjualan beras, gula pasir dan minyak goreng komersial yang diprogramkan melalui kebijakan tol laut tersebut.

Ia yakin, stok beras premium di Timika memadai di gudang Bulog maka harga beras premium yang kini cukup mahal di Timika bisa ditekan.

"Persoalan kita selama ini tidak punya stok beras premium. Kita hanya punya stok beras medium sehingga kita tidak bisa menekan harga beras premium yang cukup mahal di Timika. Mudah-mudahan dengan program tol laut ini bisa menekan harga beras premium, maupun gula pasir dan minyak goreng karena sudah pasti biaya operasional pengangkutannya jauh lebih murah dibanding menggunakan kapal ekspedisi swasta," ujarnya.

Biaya turun drastis

Sambut baik Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Wilhelmus Pigai menyambut baik program tol laut ke Papua dan berharap Pemprov setempat segera membentuk sebuah Satuan Tugas (Satgas) Pemantau Harga Barang Kebutuhan Pokok di masyarakat.

Program tol laut yang digagas pemerintahan Presiden Joko Widodo, katanya, sangat positif untuk menekan disparitas harga-harga barang kebutuhan pokok masyarakat yang selama ini sangat tinggi di Papua, apalagi di kabupaten-kabupaten pedalaman.

"Pemprov Papua dan Pemkab-Pemkot di Papua harus membentuk Satgas untuk mengawasi harga barang kebutuhan pokok masyarakat. Program tol laut sudah diluncurkan Pemerintah Pusat. Kami menyambut positif hal itu. Melalui program itu diharapkan rakyat Papua dapat menikmati harga sembako yang murah sebagaimana dirasakan oleh saudara-saudaranya di provinsi yang lain," kata Wilhelmus.

Pada Rabu (4/11) lalu, Menteri Perhubungan Ignatius Jonan telah melepas secara resmi dua buah kapal untuk pelayanan pengangkutan barang (tol laut) ke Papua.

KM Caraka Jaya 3-22 akan menempuh perjalanan langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan rute tujuan Biak-Serui-Nabire-Wasior-Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak dan kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

Kapal itu akan menempuh jarak 5.222 mil atau 9.672 kilometer yang khusus melayani pelayaran di wilayah pantai utara Papua.

Kapal tol laut kedua yang diluncurkan pemerintah yaitu KM Caraka Jaya Niaga 32 dengan rute dimulai dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya-Tual-Fakfak-Kaimana-Timika-Kaimana-Fakfak-Tual dan kembali ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Kapal tersebut akan menempuh pelayaran sepanjang 3.668 mil atau 6.793 kilometer yang khusus melayani wilayah pantai selatan Papua.

Kedua kapal itu akan melakukan pelayaran reguler untuk membawa barang kebutuhan pokok masyarakat langsung dari Pulau Jawa hingga ke Papua.

Dengan kehadiran kedua kapal tol laut tersebut, biaya ekspedisi satu peti kemas yang biasanya mencapai Rp 48 juta ke Biak, akan turun drastis hingga mencapai Rp 8 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru