SPKS dan BPDPKS Dorong Penggunaan Produk UKMK Berbasis Sawit di Labuan Bajo

Kamis, 03 Oktober 2024 | 21:31 WIB   Reporter: Noverius Laoli
SPKS dan BPDPKS Dorong Penggunaan Produk UKMK Berbasis Sawit di Labuan Bajo

ILUSTRASI. Pekerja menata Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat panen di kawasan Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa (30/4/2024). Harga TBS kelapa sawit tingkat petani sejak sebulan terakhir di Aceh mulai membaik dan cenderung meningkat dari Rp1.450 menjadi Rp1.700 per kilogram sedangkan menurut data perusahaan PT Karya Tanah Subur (KTS) Aceh Barat harga beli TBS kelapa sawit per 23 April juga mengalami kenaikan dari Rp1.900 per kg menjadi Rp2.130 per kg karena dipengaruhi harga beli Crude Palm Oil (CPO) yang beransur naik. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU


KELAPA SAWIT -  JAKARTA. Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan Workshop “Pengenalan Produk-Produk UMKM Berbasis Kelapa Sawit kepada Pelaku Wisata di Destinasi Premium Labuan Bajo.” 

Acara ini berlangsung pada akhir September 2024 dengan tujuan memperkenalkan produk Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) berbasis kelapa sawit kepada sektor pariwisata lokal.

Workshop ini mempertemukan pelaku usaha UMKM dari Manggarai Barat dan Manggarai dengan pelaku pariwisata di Labuan Bajo. Dalam beberapa tahun terakhir, produk berbasis kelapa sawit telah dikembangkan oleh koperasi petani di seluruh Indonesia. 

Baca Juga: Dorong Ekosistem Transportasi Berkelanjutan, KAI Fokus Lakukan Penerapan ESG

Ketua Umum SPKS Nasional, Sabarudin, menekankan pentingnya mengenalkan produk hilir kelapa sawit kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun sawit tidak ditanam di NTT, masyarakat setempat memberikan kontribusi besar sebagai tenaga kerja di berbagai perkebunan sawit. 

“Selama ini, masyarakat NTT mengenal sawit sebagai salah satu lapangan kerja. Namun, melalui acara ini, kami ingin memperkenalkan produk-produk hilir sawit seperti dodol sawit, keripik sawit, abon jamur sawit, hingga parfum dan kerajinan lainnya,” ungkap Sabarudin seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (3/10).

Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, menambahkan bahwa produk kelapa sawit tidak terbatas pada minyak goreng, melainkan mencakup banyak produk turunan lainnya. Pada Agustus lalu, ekspor produk sawit dan turunannya mencapai US$ 1,7 miliar dalam satu bulan. BPDPKS juga telah melatih petani sawit untuk memproduksi kosmetik dan kerajinan yang siap dipasarkan di Labuan Bajo.

Baca Juga: Cara Penyelesaikan Sengketa Perkebunan Kelapa Sawit yang Diklaim Masuk Kawasan Hutan

Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Koperasi, dan UMKM Manggarai Barat, drh. Theresia Primadona Asmom, mengapresiasi inisiatif ini, menekankan bahwa lebih dari 7.000 masyarakat Manggarai Barat bekerja di sektor kelapa sawit di luar daerah. Dia berharap kolaborasi ini mendorong inovasi bagi pelaku wisata di Labuan Bajo.

Ketua Kadin Manggarai Barat, Ignasius Charles Angliwarman, juga mendukung kolaborasi antara sektor UMKM sawit dan pariwisata. Ia menilai bahwa kerjasama ini adalah langkah strategis untuk memperkuat sektor perdagangan di Labuan Bajo.

Baca Juga: Indofood Soroti Bisnis Inklusif Menuju Ketahanan Rantai Pasokan di Forum B20

Workshop ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara petani, pengusaha, dan pemerintah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui produk-produk UKMK berbasis kelapa sawit. Kadin Manggarai Barat berkomitmen untuk memfasilitasi kerja sama demi menciptakan pasar yang lebih kuat dan berkelanjutan di Labuan Bajo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru