Stadion JIS Dianggap Tidak Layak untuk Gelaran FIFA Match Day, Ini Tanggapan Jakpro

Minggu, 11 September 2022 | 09:03 WIB   Reporter: Syamsul Ashar
Stadion JIS Dianggap Tidak Layak untuk Gelaran FIFA Match Day, Ini Tanggapan Jakpro

ILUSTRASI. Penonton berfoto di depan Jakarta International Stadium (JIS) usai menyaksikan pertandingan International Youth Championship (IYC), Jumat (15/4/2022). TRIBUNNEWS/HERUDIN


PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) - JAKARTA. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSS) batal menggelar laga antara timnas Indonesia dan Curacao dalam FIFA match day di Jakarta International Stadium (JIS) pada 27 September 2022 mendatang.

Putusan pembatalan ini setelah PSSI melakukan uji kelayakan JIS untuk menggelar pertandingan. Hasil uji kelayakan JIS dianggap belum layak untuk menggelar FIFA match day. 

Karena itulah laga pertama FIFA match day tetap dilangsungkan di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada 24 September 2020 mendatang.

Semula PSSI akan mengalihkan pertandingan di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada 24 September 2022, Jawa Barat, itu ke Jakarta International Stadium (JIS) pada 27 September 2022.

Sekretaris PSSI Yunus Nusi (9/9) menjelaskan berdasarkan hasil inspeksi tim Infrastructure Safety and Security PSSI, infrastruktur Stadion JIS belum memenuhi kelayakan 100% terutama infrastruktur area drop off tim, sirkulasi aktivitas terkait pertandingan di outer perimeter dianggap potensi menumpuk di sisi barat dan utara.

Selain itu concourse timur belum dapat digunakan. PSSI juga menyebut perimeter tribune perlu pengkajian ulang.

Sementara pagar perimeter di bawah concourse barat dinilai tidak kokoh. Catatan lain adalah sarana prasarana pendukung (kantung parkir, transportasi umum, dan jalan akses menuju stadion belum sesuai standar.

"Sehingga untuk menggelar sebuah pertandingan FIFA Match Day yang mengundang animo penonton sangat banyak maka perlu dilakukan simulasi terkait jumlah penonton mulai dari 25% - 50% - 75% - 100% dari perhitungan maximum safety capacity,’’ katanya dalam pernyataan tertulis yang diunggah di situs resmi PSSI (9/9). 

Padahal Yunus menyebut untuk ukuran JIS yang begitu megah dengan daya tampung penonton 80.0000 kursi, Namun stadion ini hanya bisa menampung parkir kendaraan sekitar 800 unit kendaraan roda empat. "Itu sangat riskan," katanya.

Padahal, jika timnas Indonesia main, animo masyarakat untuk ber duyun-duyun ke stadion sangat tinggi. 

Selain itu PSSI menyoroti jalan masuk stadion hanya satu pintu sehingga dikhawatirkan jika bersamaan keluar akan memakan waktu yang lama. 

Di samping itu, PSSI menilai plafon di pintu masuk yang terlalu rendah menyebabkan bus tidak bisa masuk. Akibatnya bus baik dari tim tamu maupun tim tuan rumah harus berhenti di area umum, atau tidak di area sebagaimana mestinya yang sudah diatur.

"Nah kalau kami paksakan (menggelar pertandingan) pasti akan menjadi catalan FIFA,’’ imbuh Yunus.

Kendala lain yang dikeluhkan oleh PSSI adalah biaya sewa stadion yang dianggap mahal. Walhasil Tim sekelas Persija Jakarta pun lebih memilih stadion di Bekasi. Tentu juga selain karena infrastruktur yang belum memadai.

Saat ini PSSI masih dalam taraf pembicaraan dengan beberapa stadion untuk pertandingan kedua (27/9) di antaranya Stadion Pakansari, Bogor, dan Stadion Patriot, Bekasi.

Tanggapan JIS

Putusan PSSI membatalkan pertandingan internasional oleh Tim Nasional Sepak Bola Indonesia (Timnas) di JIS mendapat tanggapan dari pengelola JIS. 

Plt Direktur Proyek JIS, Arry Wibowo, Sabtu (10/9) mengaskan JIS merupakan salah satu stadion yang mirip dengan stadion di Eropa baik secara desain maupun fasilitas. 

"Selain itu, PT Jakarta Propertindo juga didampingi langsung oleh Assessor FIFA pada saat perencanaan dan desain JIS dilakukan,” ujar Arry. 

Seperti kita tahu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Pergub Nomor 14 Tahun 2019, menugaskan kepada PT Jakarta Propertindo untuk melakukan pembangunan stadion kelas dunia berstandar Federation Internationale de Football Association (FIFA). 

Ia menyebut JIS dirancang oleh Buro Happold, konsultan perencana dari Inggris yang memiliki pengalaman internasional dalam merancang stadion-stadion sepakbola modern di Liga Inggris, seperti Tottenham Hotspurs Stadium di London, serta perancangan beberapa stadion Piala Dunia Qatar 2022. 

Karena itulah Arry mengklaim JIS sudah memenuhi kriteria rekomendasi teknis dan persyaratan stadion sepakbola standar FIFA. 

Adapun beberapa standard FIFA yang telah terpenuhi di JIS seperti: 

Pertama, mulai dari tahap pra-konstruksi atau tahap perencanaan termasuk penentuan lokasi stadion yang strategis dan mudah untuk dijangkau publik.

Kedua, unsur safety dan security, seperti struktur bangunan, sistem pencegahan kebakaran dan sistem pengamanan, termasuk tersedianya control room, ruang medis pemain dan publik.
 
Ketiga, Orientasi dan parkir. JIS memiliki area parkir di dalam maupun luar stadion. Area parkir kendaraan maupun bus, serta area parkir khusus VIP/VVIP yang terpisah dari area publik.

Keempat, playing area meliputi ukuran lapangan, pemilihan jenis rumput alami/sintetis dan sistem drainasenya, penempatan bangku pemain, LED Perimeter/advertising board, aksesibilitas lapangan dalam kondisi darurat, signage area, penanda akses, penanda jalur evakuasi yang tersebar di seluruh area stadion, serta penanda kondisi darurat.

Kelima, player dan match official, seperti ruang ganti pemain yang dilengkapi dengan toilet dan shower area. JIS memiliki 4 (empat) buah ruang ganti pemain yang memiliki jalur akses khusus keluar/masuk pemain, ruang pelatih, ruang massage, 2 (dua) buah ruang pemanasan indoor (warming up room), ruang control doping, ruang ball girl/ball boy. 

Keenam. JIS juga telah sesuai standar FIFA untuk pemenuhan fasilitas penonton, mulai dari standar kenyamanan penonton yang sangat diperhatikan. JIS juga menyediakan fasilitas untuk disabilitas, seperti jalur akses, area penonton, parkir, lift dan toilet khusus difabel. Selain itu, sistem ticketing dan akses elektronik tersedia di setiap gerbang untuk menunjang digitalisasi sistem ticketing; 

Ketujuh, hospitality, seperti fasilitas untuk tamu-tamu penting baik VIP maupun VVIP, seperti corporate box, royal lounge, meeting room, dan akses lobby dan drop off khusus VIP/VVIP; 

Delapan, fasilitas media, seperti ruangan press conference, media room, mixed zone, tribun khusus media, infrastruktur broadcasting; 

Sembilan, lighting dan power supply, seperti supply power khusus yang diperuntukkan untuk kebutuhan energi di JIS dan kawasan, standar lighting lapangan utama untuk mendukung kebutuhan broadcasting standar internasional 2.400 lux; 

Sepuluh, communication dan additional area yang termasuk penyediaan jaringan telekomunikasi yang memadai. 

Bahkan sesuai peraturan FIFA terkini, menurut Arry, desain stadion modern perlu memperhatikan isu keberlanjutan lingkungan. Salah satunya stadion direkomendasikan agar terintegrasi dengan sarana transportasi publik. 

Itu sebabnya, fasilitas parkir di JIS daya tampungnya terbatas agar penonton atau supporter yang berkunjung ke stadion lebih mengutamakan untuk menggunakan transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi. 

Ia menyebut saat ini JIS, sudah terintegrasi dengan Bus Rapid Tansit (BRT) dan selanjutnya akan terintegrasi juga dengan Commuter Line dan LRT Jakarta. Untuk mendukung hal tersebut, JIS hanya menyiapkan 1.200 kantong parkir untuk bus dan kendaraan pribadi. 

"Stadion di Eropa pun demikian, Santiago Barnabeu pasca direnovasi hanya menyisakan kurang lebih 500 kantong parkir bus dan kendaraan pribadi. Bahkan, stadion bersejarah di pusat Eropa, yakni Wembley di London menyarankan seluruh penonton yang hadir mengoptimalkan alat transportasi umum yang tersedia,” jelasnya. 

Dengan demikian, stadion berstandar FIFA dilihat berdasarkan kelengkapan fasilitas, infrastruktur serta memenuhi rekomendasi teknis dan persyaratannya hingga penyediaan fasilitas hospitality. 

Artinya, dari aspek perencanaan dan pembangunan, JIS sudah memenuhi dengan standar yang ditentukan FIFA, namun sertifikasi pertandingan merupakan hal yang terpisah. Semisal apakah akan digunakan untuk menyelenggarakan piala Asia atau Piala Dunia, maka assessment atau sertifikasi dilakukan secara terpisah mengikuti standar dari masing-masing pertandingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar

Terbaru