PALEMBANG. Sumatera Selatan gencar menawarkan investasi di bidang tenaga listrik ke penanam modal asing untuk mendukung perekonomian daerah yang bakal didukung sejumlah infrastruktur modern dalam tiga tahun ke depan.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Sumsel Ruslan Bahri di Palembang, Jumat, mengatakan, kebutuhan listrik di Sumsel dipastikan akan meningkat pada masa mendatang sehingga perlu dilakukan pembangkitan sejak saat ini.
Pemerintah juga telah menetapkan Sumsel masuk zona sembilan untuk provinsi di Indonesia yang masih kekurangan energi listrik. (Sumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal) "Beberapa perusahaan sudah menjajaki kemungkinan investasi pembangkitan listrik di Sumsel, salah satu yang paling serius yakni dari Tiongkok. Ini yang terus dikejar oleh pemerintah provinsi," kata dia, Jumat (15/1).
Ia mengemukakan, hubungan bidang penanaman modal ketenagalistrikan dengan Tiongkok sudah terjalin lama dengan Sumsel.
China Shenhua Group sudah membangun pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 2x135 megawatt di Simpang Belimbing (Muara Enim) sejak 2002 lalu.
Kemudian, saat ini China Oceanaide Holdings Group juga membangun PLTU serupa di Musi Banyuasin yang sudah memasuki tahapan konstruksi.
"Harapannya, akan muncul perusahaan Tiongkok lainnya karena Sumsel saat ini juga sedang membangun Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Api-Api," kata dia.
Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan Marwan Saragih mengatakan Sumsel yang dikenal sebagai daerah lumbung energi nasional akan berkontribusi sebanyak 6.000 Mega Watt dalam program pemerintah pembangkitan energi listrik 35.000 Mega Watt pada 2015-2019.
Pada tahun 2015, PLTU Banjarsari di Lahat dengan kapasitas 2x110 Mega Watt (MW) telah beroperasi.
Kemudian dalam waktu dekat akan disusul PLTU Keban Agung di Lahat dengan kapasitas 2x135 MW oleh PT Priamanaya, dan PLTU Bayung Lincir di Musi Banyuasin dengan kapasitas 2x150 MW oleh PT DSS Power Sumsel.
Selain itu ada juga proyek Sumsel 8 (2x600 MW) yang sudah groundbreaking, dan Sumsel 9 (2x600 MW) dan Sumsel 10 (1x600 MW) yang sedang proses lelang.
"Untuk membangkitkan 1 MW dibutuhkan investasi sebesar US$ 1,3 juta. Namun, dengan program 35 ribu MW, pemerintah banyak membuat kebijakan untuk memuluskan program ini sehingga Sumsel sangat optimistis sekali bisa berkontribusi besar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News