Tim Covid-19 Hunter dilepas demi mengejar tes massal di Jatim

Jumat, 05 Juni 2020 | 13:29 WIB   Reporter: Barly Haliem
Tim Covid-19 Hunter dilepas demi mengejar tes massal di Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat rapat paripurna DPRD Jatim di Surabaya, 13 April 2020.


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. DAMPAK VIRUS CORONA-JAKARTA. Berbagai upaya dan terobosan guna menekan penyebaran Covid-19 terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).

Yang terbaru,  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membentuk dan menerjunkan Tim Covid-19 Hunter ke 10 daerah di Jatim. Tim ini dibekali dengan peralatan rapid test dan swab test yang komplet.

Tim Covid-19 Hunter bertugas melakukan screening atau tes massal ke beberapa daerah di Jatim yang memiliki jumlah orang tanpa gejala (OTG) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) di atas 52%. 

Baca Juga: Kesembuhan pasien corona meningkat, Khofifah: Alhamdulillah, alhamdulillah

Screening ini mencakup rapid test untuk screening awal. Bagi yang hasilnya reaktif ditindaklanjuti dengan swab test dengan PCR dan Tes Cepat Molekular (TCM).

Baca Juga: Khofifah meminta mulai Juni ini kabupaten di Jatim percepat masa musim tanam padi

Sepuluh kabupaten tersebut yaitu Sidoarjo, Kediri, Tulungagung, Gresik, Bangkalan, Nganjuk, Lamongan, Madiun, Jember, dan  Probolinggo. Sedangkan khusus untuk Kota Surabaya telah dilakukan tes mobile secara massal. 

"Tim Covid-19 hunter akan bergerak mulai Jumat ini. Di tiap lokasi, petugas akan berada selama empat sampai lima hari untuk melakukan rapid test dan swab secara massal,” kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (5/6).

Mekanisme pemeriksaannya, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mendata  nama-nama OTG dan PDP. Mereka selanjutnya dijadwalkan untuk melaksanakan tes agar bisa menghindari kerumunan.

"Jika reaktif akan dites swab secara langsung . Jika hasil PCR test menunjukkan positif maka langsung dirujuk ke rumah sakit agar segera mendapatkan treatment," tegas Khofifah.

Khofifah menambahkan, tingginya angka OTG dan PDP di beberapa daerah  menjadi alasan utama tim Covid-19 Hunter ini diturunkan di daerah-daerah tersebut. Apalagi, saat ini OTG yang berpotensi positif Covid-19 bisa mencapai sekitar 35% sementara PDP berpotensi positif Covid-19 sampai 55%.

"Saya ambil contoh di Bangkalan. Di sini memiliki 34 PDP, tetapi OTG mencapai 708 orang. Artinya, OTG yang tinggi jika tidak segera dites potensial menyebarkan virus Covid-19," jelasnya.

Gubernur Khofifah berharap, upaya Pemprov Jatim mendapat dukungan dari bupati dan walikota daerah-daerah tersebut. Dukungan dan sinergi dengan daerah merupakan kunci menekan bahkan menghentikan penyebaran Covid-19 di Jatim.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Kohar Hari Santoso menjelaskan, Tim Covid-19 Hunter menjadi bagian dari tracing penderita Covid-19. Masyarakat tak perlu heran jika angka penderita Covid-19 bertambah setelah tracing dari Tim Covid-19 Hunter. 

"Jika semakin banyak yang terdeteksi , akan diketahui titik mana yang perlu diobservasi dan mana yang butuh isolasi sampai dengan layanan berbasis rumah sakit. Tujuannya, penyebaran Covid-19 segera putus mata rantainya," tandas Kohar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon

Terbaru