Tim pengkaji Kawasan Kota Lama Semarang dibentuk

Minggu, 11 Januari 2015 | 10:31 WIB Sumber: Kompas.com
Tim pengkaji Kawasan Kota Lama Semarang dibentuk

ILUSTRASI. Konsumen melakukan pembayaran dengan memindai QRIS Gopay di mini market di Jakarta, Rabu (3/5/2023). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/03/05/2023.


SEMARANG. Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, akan membentuk tim untuk mengkaji dan mempersiapkan kawasan Kota Lama Semarang sebagai kota pusaka dunia. Kawasan Kota Lama dianggap memiliki beberapa nilai universal yang memperkuat alasan menjadi kota pusaka dunia.

Kepala Bidang Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang M Farchan, Jumat (9/1/2014), di Semarang, mengungkapkan, akan ada pembentukan tim khusus untuk menyusun dokumen dan naskah nomine kawasan Kota Lama Semarang sebagai kota pusaka dunia. Hal itu muncul setelah diskusi grup terfokus beberapa waktu lalu. Tim tidak sekadar menyusun dokumen, tetapi juga mempersiapkan pembenahan kawasan Kota Lama.

Kota Lama Semarang, ujar Farchan, telah masuk dalam Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP). Kota Lama Semarang diyakini memiliki keterkaitan dengan Kota Tua Jakarta dalam aktivitas perdagangan Organisasi Perdagangan Belanda (VOC).

Tim khusus ini juga akan menyusun jadwal dan tahapan proses yang dibutuhkan untuk menjadi kota pusaka. Ditargetkan Kota Lama Semarang dapat diakui menjadi kota pusaka dunia pada tahun 2020.

Semarang merupakan contoh luar biasa dari kota perdagangan multikultural dengan terjadinya pertukaran budaya Jawa, Melayu, Tiongkok, Arab, dan Eropa. Warisan multikultural itu dinyatakan dalam berbagai bangunan keagamaan, etnik, bahasa, dan makanan. Semarang juga mencerminkan pengaruh yang telah menciptakan arsitektur unik yang menunjukkan peradaban zaman tertentu serta menjadi lokasi pertama pengembangan kereta api uap di Asia Tenggara.

Kepala Subbidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Semarang Nik Sutiyani menjelaskan, keunikan Kota Lama Semarang adalah memiliki Benteng Vijfhoek yang dibangun Belanda. Benteng diruntuhkan karena pengembangan kota dan jalur kereta api pertama di Indonesia.

Di Kota Lama Semarang terdapat 274 bangunan. Sebanyak 87 unit tidak dihuni dan telantar. Ada 104 bangunan di Kota Lama yang memiliki nilai konservasi, termasuk Oudetrap, bangunan yang dibeli Pemerintah Kota Semarang Rp 8,7 miliar. (UTI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa

Terbaru