Medan. Nilai ekspor Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan I 2016 masih turun sebesar 5,58% dibandingkan periode sama 2015 atau mencapai US$ 1,727 miliar. Penurunan ini karena masih melemahnya harga jual produk ekspor.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, memastikan, harga menjadi penyebab turunnya nilai ekspor. Pasalnya, di Sumut sedang terjadinya peningkatan volume ekspor.
Pada triwulan I 2016, volume ekspor mencapai 2.005.054 ton dari periode sama 2015 yang masih 1.902.842 ton.
Penurunan nilai ekspor terjadi pada semua kelompok barang mulai pertanian, industri dan pertambangan. Nilai ekspor pertanian pada triwulan I 2016 tinggal US$ 339,721 juta dari periode sama 2015 yang US$ 416,767 juta.
Industri juga melemah dari US$ 1,412 miliar menjadi US$ 1,386 miliar. "Nilai ekspor hasil pertambangan yang naik dari US$ 110.000 menjadi US$ 195.000," katanya.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengakui sudah ada tren kenaikan permintaan ekspor dari beberapa negara. "Makanya data menunjukkan kenaikan volume ekspor," katanya.
Namun, menurut Laksamana kenaikan permintaan belum begitu bagus atau masih kecil. Pengusaha Sumut juga kurang tertarik atau masih ragu meningkatkan produksi dan ekspornya karena harga jual masih cenderung melemah. Dia memberi contoh, harga karet yang sempat naik pekan ini kembali melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News